Berutang Boleh, Tapi Urusannya Sampai Akhirat

UNIKAMA – Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) terus melakukan upaya untuk membekali mahasiswanya. Kali ini, digelar acara Kuliah Tamu yang menghadirkan Prof. Dr. Ahmad Azrin bin Adnan dari Malaysia, kemarin.  Kegiatan yang berlangsung di ruang Auditorium Unikama dibuka oleh Wakil Rektor 4 Unikama, Umiati Jawas, P.hD.

Utang, kata Ahmad Azrin yang juga Director of Office of Waqaf and Infaq pada Universiti Sultan Zainal Abidin, Malaysia ini, sedang menjadi trend di masyarakat. “Baik di Malaysia maupun di Indonesia sama. Bahkan pengutang di Malaysia lebih banyak dibanding Indonesia,” katanya.

Mengambil dua tema Redifinition of Productive Debt Toward Halal Lifestyle dan How Can Waqf Implementation Change the University Administration, Azrin lebih banyak mengupas soal dibolehkannya utang, namun dengan syarat yang diperbolehkan dalam kajian agama (Islam).

“Ada beberapa syarat yang harus dipertimbangkan bila akan berutang. Diantaranya dalam keadaan terdesak, darurat atau terpaksa. Menggunakannya dengan sebaik-baiknya, harus ada rasa Ikhlas dari si pemberi utang, dan sebagainya. Karena soal utang ini berhubungan dengan perjalanan manusia hingga ke akhirat nanti,” ungkap Azrin.

Seperti ketika seorang mahasiswi, Sri Wahyuni bertanya bagaimana hukumnya bila seseorang berutang belum sempat lunas orang itu meninggal dunia dan ternyata utangnya itu diwaqafkan.

Azrin menjawab, bahwa utang itu nomor satu dalam arti yang harus diselesaikan.

“Perlu diketahui bahwa dosa utang tidak akan terampuni meskipun meninggal dalam keadaan syahid sekalipun. Sebagaimana disebutkan dari ‘Abdillah bin ‘Amr bin Al ‘Ash bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali utang,” (HR. Muslim no. 1886),” ujarnya.

Oleh sebab itu sebelum berutang  hendaklah bertanya pada diri sendiri, apakah mampu untuk segera melunasi hutang tersebut.

Vinus Maulina, sebagai moderator juga menambahkan, karena utang mempunyai dampak di akhirat, maka kalau ingin mewaqafkan harta, ya harus berada di jalan Allah. “Insyaallah akan mendapat balasan yang berlebih dari Allah,” katanya. (TI)