Dosen Ditantang Hilirisasi Penelitian

Seminar LPPM

UNIKAMA – Riset dari kalangan dosen di Indonesia masih minim. Daya saing peneliti dari akademisi di negeri ini bahkan turun dari tahun ke tahun tergeser dari negara lain. Tahun lalu, Indonesia berada di posisi 37 dunia, atau turun empat tingkat dari tahun sebelumnya. Kota Malang sebagai Kota Pendidikan yang memiliki banyak perguruan tinggi diharapkan bisa bersumbangsih terhadap penggairahan dunia kepenelitian.

Rektor Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama), Dr. Pieter Sahertian, M.Si mengatakan, budaya riset dalam dunia akademik harus diciptakan. Apalagi, pengembangan riset juga tengah digalakkan oleh Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).

“Program hilirisasi penelitian adalah tantangan bagi dosen. Insentif pemerintah (untuk riset) semakin hari semakin meningkat walaupun ada pengurangan anggaran. Mudah-mudahan itu tidak berdampak pada dana riset bagi dosen,” katanya, dalam sambutan Seminar Nasional bertema Membangun Karekter Dosen Sebagai Peneliti dan Pengabdi dalam Memasuki Persaingan Global di Kampus Unikama, kemarin.

Ia melanjutkan, dalam gairah dosen di Unikama meriset dalam dua tahun terakhir kembali bergairah. Hal itu diyakini juga terjadi pada semua kampus. Ia mendorong budaya riset bisa harus diperjuangkan.

Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Ocky Karna Radjasa, sebagai pembicara dalam seminar itu, menjelaskan, harus ada hirilisasi dan komersialisasi dalam riset bagi dosen agar terdorong berkarya. Selama ini Indonesia hanya besar dari sisi market size saja yang justru dikuasai oleh inovasi Tiongkok, Jepang, dan Amerika.

Ada empat hal yang menyebabkan daya saing riset dosen menurun. Yakni minimnya ketersediaan produk terkini, minimnya teknologi transfer, minimnya ketersediaan peneliti dan insinyur, serta minimnya kapasitas inovasi.

“Padahal ada 5.000 guru besar di Indonesia. Tapi masalahnya banyak guru besar yang hanya nama. Begitu di-launching sudah menikmati tunjangan dua kali, tidak lagi membuat publikasi. Pada 2018, syarat pencairan tunjangan kehormatan guru besar wajib menyerahkan publikasi internsional,” tutur dia.

Kemenristekdikti menargetkan, tahun ini bisa menghimpun total proposal penelitian dari dosen sebanyak 15.000. Pada tahun selanjutnya, dengan aturan baru itu, diharapkan jumlah proposal yang masuk ke kementrian mencapai 50.000.

Selain pendanaan dari kementrian, ia juga berharap ada penyediaan dana penelitian yang memadahi dari kampus. Ia mencontohkan, Universitas Diponegoro Semarang tahun ini menambah dana penelitian dosen signifikan menjadi Rp. 60 miliar dari sebelumnya Rp. 7 miliar. Dengan sokongan dana yang kuat, proses juga dipercaya akan maksimal.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unikama Dr. Sudiono, M.Pd menjelaskan, seminar itu diikuti oleh para dosen yang berasal dari 19 perguruan tinggi di Jawa Timur. Selain seminar, kegaitan itu juga diisi dengan presentasi pada dosen terhadap hasil penelitian dan pengabdian masyarakat masing-masing pada sesi kedua.

“Ada lima belas kelompok disiplin ilmu yang akan dipresentasikan nanti. Antara lain, dari disiplin ilmu pendidikan, peternakan, bahasa, dan sosial humanoria,” tuturnya. (suma)