Fakultas Sains dan Teknologi Unikama Gelar Seminar Nasional Teknologi

UNIKAMA – Memasuki era disrupsi, dunia pendidikan mulai dituntut untuk melakukan inovasi baru dalam sistem pembelajarannya. Oleh karenanya, Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) gelar Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK) Sabtu (28/09) dengan mengangkat tema “Inovasi Pendidikan dan IPTEK di Era Digital”. Menghadirkan pemateri handal seorang Pakar IT yakni Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo, IPU Komisaris Independen PT. Telkom Indonesia dan Aripriharta, Ph. D dari Universitas Negeri Malang (UM) sebagai Keynote Speakers.

Dr. I Ketut Suastika, M.Si menjelaskan “Ini merupakan kegiatan seminar kami yang kedua tahun lalu juga masih berbicara soal revolusi industri 4.0 dan sekarang ini kita berbicara tentang era digital. Kami sebagai lembaga pendidikan mempersiapkan wahana untuk publikasi dan untuk mendekatkan teknologi dengan pendidikan. Di Unikama, mulai tahun ini diwajibkan bagi siswa yang lulus wajib publikasi jurnal,” paparnya.

Acara tersebut terbuka untuk umum, tidak hanya mahasiswa tetapi juga Alumni, Akademisi, Peneliti dari Yogyakarta, Toraja dan Probolinggo turut hadir dalam kegiatan ini.

Dra. Retno Marsitin, M.Pd selaku Ketua Pelaksana SENASTEK sekaligus Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Unikama menegaskan bahwa sistem di Unikama sudah online.
“Siakad untuk mahasiswa, Repositori untuk Dosen dan Sispek untuk pegawai. Kami juga ada Program SPADA, dimana mahasiswa bisa kuliah secara online, selain itu kegiatan ini juga mewadahi publikasi jurnal mahasiswa secara nasional S1 sampai S3 dan Dosen-Dosen sebagai capaian luaran dalam penelitian ,” terangnya saat diwawancara.

Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo, IPU menjelaskan bahwa era disrupsi membawa dampak yang positif, banyak perubahan yang terjadi serta tuntutan yang harus dilakukan dalam dunia pendidikan. Terutama perubahan dalam sistem yang diubah serba digital.

“Sekarang ini sudah serba online, anak muda sekarang bisa mendapatkan ilmu dari internet seperti youtube, dll. Bahkan mereka bisa mendapat ilmu dari berbagai sumber. Maka dari itu, untuk para pengajar juga harus bisa mengikuti arus disrupsi ini. Penerapan media pembelajaran melalui Media Sosial (Medsos) mulai gencar dilakukan, saat ini kampus-kampus juga dituntut menyiapkan SDM yang mampu bekerja di era 4.0,” ujarnya.

Pelajar dan pengajar haruslah beradaptasi dengan era tersebut. Pasalnya hampir di semua Instansi pendidikan sudah menerapkannya dan mulai meninggalkan metode kuno seperti belajar di dalam kelas dan menulis secara manual.

Aripriharta, Ph.D yang merupakan pemateri kedua juga memperkenalkan Edu-kit.
“Edu-kit ialah hasil penelitian saya. Suatu alat bantu pembelajaran mahasiswa berupa aplikasi yang bisa di akses. Edu-kit ini satu alat yang bisa digunakan untuk belajar berbagai macam. Seperti contoh praktikum, mahasiswa semester satu bisa praktikum bisa bersamaan dengan mahasiswa semester lima alatnya tetap on tetapi praktiknya berbeda-beda. Sehingga laporan praktikum juga berbentuk e-report,” jelasnya.