Gandeng Omah Difabel, Mahasiswa Unikama Kembangkan Produk Kopi Herbal di PHBD Kemdikbud

Unikama – Tertarik dengan desa inklusif yang ada di Desa Bedali Kecamatan Lawang, mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) mengajukan proposal dalam Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) yang diadakanKementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dengan Judul “Pengembangan Produk Kopi Herbal Olahan Desa Inklusif Guna Meningkatkan Kesejahteraan Kaum Disabilitas Di Desa Bedali Lawang Kabupaten Malang”, dan lolos seleksi proposal dari Kemdikbud di tahun ini.

Di desa inklusif ini ada suatu yayasan yang menaungi para penyandang disabilitas yang dinamakan “Omah Difabel” yang terjalin dengan Komunitas Lingkar Sosial. Lingkar Sosial merupakan organisasi yang menaungi penyandang disabilitas. Selama ini mereka mempunyai produk hasil olahan dari teman-teman difabel yaitu kopi namun sebatas kopi bubuk dan kemasan yang kurang menarik.

“Omah Difabel ini menjalankan kegiatan usaha dimana usaha tersebut dilakukan oleh para penyandang disabilitas.Banyak sekali produk yang dihasilkan diantaranya olahan kopi, karya seni, batik, dan masker. Tetapi, kami hanya fokus untuk membantu mengembangkan olahan kopi saja karena saat ini kopi sangat diminati oleh masyarakat khususnya kalangan muda,” ujar Shodiq Auludin Rafiqu hidayah selaku Ketua Tim PHBD.

Ada 10 mahasiswa yang tergabung di pengajuan proposal yakni Shodiq Auludin Rafiqu Hidayah, Farida, Anita, Diah Ayu Oktaviana, Siti Ufi Ulfiah, Agnes Eka Juwita , Pungki Sugestianto, Ari Faisania, Ayu Kurnia Mustika, Irma Septyorini. Masing-masing mahasiswa ini memiliki peran masing-masing dalam pengajuan proposal PHBD. Ada yang menjadi koordinasi program, praktisi pelatihan, pendampingan saat produksi, praktisi dan pelatihan untuk pemasaran produk di Sosial Media (Sosmed), sebagai bedahara, bagian IT dan publikasi.

“Proposal yang kami ajukan tentang pengajuan dana kepada Dikti untuk menunjang program yang akan kami jalankan bersama Omah Difabel. Kami memilih desa tersebut karena telah ditetapkan sebagai desa inklusif dan kami ingin mengangkat perekonomian serta kesejahteraan masyarakat disabilitas di tempat itu,” ucapnya.

Kedepannya, kelompok mahasiswa ini juga akan melakukan pengembangan produk melakukan inovasi dan diferensiasi terhadap produk kopi yang sudah ada kedalam bentuk olahan kopi herbal. Dimana produknya hanya sebatas kopi bubuk saja, pengemasan juga ala kadarnya dan pemasarannya juga masih dalam lingkup komunitas.

“Kopi ini akan kami buat berbeda, biasanya kopi diinovasikan dengan berbagai macam rasa. Kali ini kami akan membuat kopi dengan rasa herbal. Ada ramuan didalam kopi herbal ini, tujuannya untuk kesehatan, yang nantinya dapat meningkatkan imunitas tubuh, apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti ini pasti akan bermanfaat bagi para konsumennya dan tentunya aman untuk dikonsumsi, selain belum adanya inovasi, alat yang digunakan juga terbatas. Para penyandang disabilitas juga belum memiliki pengetahuan khusus tentang pemasaran dan teknik pengolahan. Sehingga, kopi yang dihasilkan juga sangat minim sekali. Itulah yang membuat kami sangat ingin membantu mereka agar dapat berinovasi dan menghasilkan produk yang nantinya dikenal banyak orang,” tambahnya.

Sementara itu, Mochamad Fariz Irianto, SE., ME., selaku Dosen Pembimbing dalam proposal PHBD ini menerangkan bahwa ide mahasiswa ini sangat menarik. Mereka akan membuat varian baru yang awalnya hanya kopi bubuk saja kemudian diinovasikan menjadi kopi herbal dengan bahan baku jahe merah.

“Diharapkan dengan varian baru ini hasil olahan produk penyandang disabilitas dapat meningkatkan pemasukkan penghasilan dan memperbaiki perekonomian kehidupan bagi para penyandang disabilitas,”tuturnya.

Ia selaku pembimbing juga mencoba untuk memilih lokasi yang tepat, dan memerlukan bantuan kolaborasi dari mahasiswa Unikama sehingga diharapkan adanya perubahan dalam hal peningkatan value produk hasil olahan masyarakat dan value kesejahteraan masyarakat untuk desa Bedali lawang.

“Saya juga menentukan tema dan judul untuk proposal ini. Termasuk juga memberikan arahan terkait penjelaskan deskripsi permasalahan, solusi serta penentuan anggaran utk project ini,” jelasnya.

Ia berharap, mahasiswa dapat meningkatkan kepekaan sosial, mengasah critical thinking, dan menjadi problem solver atas permasalahan di negeri ini karena sebaik – baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.  Sumbangsih mahasiswa sangat dibutuhkan untuk membangun Indonesia untuk lebih baik lagi.

Dengan lolosnya proposal PHBD mahasiswa Unikama ini sebagai bukti bahwa mahasiswa akan tetap berkarya walaupun dengan kondisi pandemi Covid 19, dan Unikama tetap bisa memberikan kontribusi yang bemanfaat untuk masyarakat luas, sehingga Tri Dharma Perguruan Tinggi tetap dapat dilaksanakan.