Hadirkan Kementerian, BPIP, Staf Ahli Gubernur Hingga Budayawan, BEM Unikama Gelar Dialog Nasional

Unikama – Perkuat karakter mahasiswa, BEM Unikama adakan Dialog Nasional dengan menghadirkan pembicara yakni Staf Khusus Bidang Hukum dan Kerjasama Internasional Kementerian PMK, Dr Rohman Budijanto, SH., MH; Sekretaris Kepala BPIP, Achmad Uzair Fauzan; Staf Ahli Gubernur Jawa Timur Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan, Ir Joko Irianto, M.Si; dan Budayawan Jawa Timur, Ki Cokro Wibowo Sumarso, S.Pd., MAP.

Kegiatan digelar secara hybrid, bertempat di Aula Sarwakirti Unikama pada Kamis (23/6/2022). Senada dengan tema dialog, yakni Pembasisan Pancasila di Era Disrupsi Melalui Nation dan Character Bulding, Dr Rohman Budijanto, SH., MH menyampaikan tantangan-tantangan yang terjadi serta upaya pemerintah dalam meresponnya.

“Tantangan Indonesia saat ini adalah globalisasi dan kehadiran revolusi 4.0.” ungkapnya.

Hal tersebut telah ditandai dengan disrupsi teknologi digital yang masuk ke dalam ranah pribadi sehingga menghadirkan informasi yang tidak terbendung. Persoalan ini berpotensi menghadirkan ancaman bagi nilai-nilai budaya dan sosial masyarakat Indonesia serta mentalitas yang belum terbangun sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

“Dan untuk merespon tantangan ini, pemerintah beserta segenap masyarakat Indonesia terus bersatu padu, sesuai dengan sila ke-3, menguatkan iklim Nasional dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.” terangnya.

Dr Rohman Budijanto, SH., MH menyampaikan bahwa pemerintah telah mencanangkan gerakan nasional revolusi mental sebagai upaya akselerasi pembangunan karakter bangsa agar berintegritas, beretos kerja, dan berjiwa gotong-royong. Hal tersebut bertujuan untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan negara Indonesia yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian berdasarkan Pancasila.

“Kemenko PMK berkomitmen menjalankan program tersebut sebagai prioritas strategis pemerintah untuk menyemai manusia Pancasila yang unggul.” Imbuhnya.

Disamping itu, Achmad Uzair Fauzan menyampaikan Indonesia merupakan bangsa yang sangat majemuk dari berbagai sisi. Indonesia memiliki keberagaman yang tersebar di banyak pulau seperti suku dan bahasa. Indonesia bahkan menjadi salah satu jalur pelayaran paling signifikan dalam perdagangan dunia sehingga memiliki karakter geopolitik yang strategis antar bangsa.

“Tapi, jka tidak di manage dengan baik, keragaman ini akan menciptakan persoalan integrasi.” terangnya. Achmad Uzair Fauzan menambahkan dengan keanekaragaman tersebut, maka masyarakat perlu mengetahui pancasila dari sisi kognisi dan pengetahuan untuk mengurangi perpecahan.

Senada dengan itu, Ir Joko Irianto, M.Si juga menyampaikan Indonesia miliki keberagaman yang harus dijaga dari berbagai masalah yang terjadi. Adanya radikalisme, ekstrimisme dan terorisme masih menjadi beban bagi bangsa seperti adanya gerakan separatis di beberapa daerah. Namun pemerintah telah berupaya merangkul gerakan tersebut, salah satunya dengan membangun infrastruktur yang memadai.

“Ini menjadi sangat berat apabila kita tidak diredahkan oleh suatu ideologi yang kuat seperti Pancasila.” tuturnya.

Ki Cokro Wibowo Sumarsono, S.Pd., MAP. dalam paparan materinya menjelaskan bahwa Pancasila memiliki tujuh makna pokok pancasila antara lain: Pancasila sebagai doktrin revolusi anti kolonialisme dan anti imperialisme; Pancasila adalah rumusan kepribadian Indonesia; Pancasila adalah dasar dan falsafah ideologi negara Republik Indonesia; Pancasila adalah ideologi pemersatu seluruh rakyat Indonesia; Pancasila adalah way of life/pedoman hidup; Pancasila adalah suatu sublimasi (peningkatan jiwa) dari Declaration of Independence dan Manifesto Komunis; serta Pancasila adalah aliran sosialisme ilmiah dan sosialisme religius.

Ki Cokro Wibowo Sumarsono, S.Pd., MAP. juga menambahkan bahwa Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara (philosofische grondslag), sebagai staats fundamental norm (pokok kaidah fundamental negara), sebagai konsensis dasar para founding father, sebagai cita-cita moral bangsa, dan sebagai rechtsidee (cita hukum).

Paparan dari Ki Cokro Wibowo Sumarsono, S.Pd., MAP. menjadi penutup rangkaian materi dalam dialog nasional. Peserta dialog nasional, yang berasal dari internal kampus maupun dari luar kampus, terlihat nampak antusias mengikuti paparan dari pemateri. beberapa diantaranya melontarkan pertanyaan menanggapi paparan dari para pemateri.