Strategi Harus Diubah, Agar Masyarakat Indonesia Produktif

HT

UNIKAMA – CEO MNC Group, Hary Tanoesoedibjo melakukan kegiatan kuliah umum bersama mahasiswa Universitas Kanjuruhan malang (Unikama), 9/8 kemarin. Kuliah umum kali ini berlangsung di Auditorium gedung multikultural Unikama.

Dalam kuliah umum yang bertemakan “Membangun Indonesia Menghadapi Persaingan Global” ini, Hary Tanoe memberikan semangat kepada mahasiswa agar dapat menjadi pengusaha yang sukses.

Indonesia harus segera mengubah strategi pembangunan ekonomi bila tak ingin semakin tertinggal dengan negara-negara lain. Masyarakat menengah bawah yang menjadi mayoritas di negeri ini harus dibangun, begitu pun daerah-daerah yang tertinggal.

“Indonesia dulu produktif sekarang konsumtif. Strategi harus diubah, kita bangun masyarakat produktif Indonesia,” ungkap CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) saat memberikan kuliah umum.

Hary menjelaskan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun 2016 terhitung bagus dengan perubuhan year on year sebesar 5,1 persen. Namun yang perlu diwaspadai adalah pertumbuhan Indonesia sekitar 60 persen lebih di topang oleh konsumsi.

“Ini harus kita waspadai, jadi bukan produktif tapi dari konsumsi. Konsumsi memakan tabungan dan tidak menciptakan lapangan kerja,” kata HT. Ekonomi bertumbuh tapi banyak terjadi PHK, banyak pengangguran

Hary menuturkan yang seharusnya dilakukan adalah membangun masyarakat produktif. “Membangun masyarakat produktif hanya bisa dilakukan dengan keberpihakan, bukan pasar bebas,” lanjutnya.

Dia menilai Indonesia terlalu cepat menerapkan pasar bebas di saat mayoritas masyarakatnya belum siap secara kesejahteraan maupun pendidikan. Seperti diketahui, hampir separuh masyarakat Indonesia berpendidikan SD ke bawah. Hanya sekitar 9% yang pernah mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi.

“Indonesia belum siap untuk pasar bebas. Penerapannya memperlebar kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah,” tegas pria yang meraih gelar Master of Business Administration dari Ottawa University, Kanada pada 1989 tersebut.

Keberpihakan yang dimaksud HT adalah memberikan masyarakat perlakuan khusus. Di antaranya kemudahan akses terhadap modal murah, memberikan pelatihan dan proteksi dari persaingan pasar bebas. Dengan begitu lapangan kerja terbuka lebar sehingga generasi muda terserap, dan juga basis pembayar pajak menjadi lebih banyak.

Selain itu, HT mengatakan harus ada keberpihakan pada pembangunan daerah. “Pembangunan daerah harus diatur dalam master plan, agar investasi tidak terkonsentrasi di kota-kota besar,” kata dia. Dari 514 kabupaten/kota di Indonesia baru kota-kota besar yang terbangun dengan baik.

“Peran generasi muda khususnya mahasiswa sudah harus dibentuk mindsetnya untuk membangun negerinya,” ucap HT dengan nada tegas. HT mengatakan jika solusi untuk memperbaiki kesenjangan yang di support oleh peran mahasiswa adalah dengan menjadikan sebuah pergeseran baru, yaitu dengan menaikkan kelompok menengah menjadi menengah ke atas.

“Itulah gambarannya, jadi tugas kalian nanti adalah PR itu bagaimanapun caranya memperbaiki kedaulatan ekonomi dengan menjadi seorang wirausahawan” ucap HT. HT berpesan kepada para mahasiswa untuk terus berusaha menjadi seorang pengusaha sukses, sehingga mampu mengatasi masalah kedaulatan perekonomian di era global yang semakin kompetitif.

Menjadi seorang pengusaha adalah cara yang tepat untuk menaikkan kelas, karena jika ruang kosong diantara kesenjangan kelas menengah dan menengah keatas diisi dengan kalian yang memilki uang, maka kedaulatan untuk pemerataan ekonomi di Indonesia akan teratasi perlahan, tambah HT.

Dalam acara tersebut HT memberikan dana pendidikan kepada mahasiswa berprestasi Universitas Kanjuruhan Malang, Jawa Timur. (dinog)