Unikama Kembangkan Desa Wisata

UNIKAMA – Tim dosen Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) menjalankan Pengabdian Kepada Masyarakat melalui dana dari Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemenristek Dikti dalam Program Kemitraan Wilayah (PKW) multi tahun.

Pengabdian masyarakat yang melalui RPJMD Kabupaten Malang ini diikuti dosen di lingkup Unikama antara lain Dr. Ninik Indawati, M.Pd., Dr. Endi Sarwoko, SE, MM., Uun Muhaji, S.Pd., M.Pd., dan dari perguruan tinggi mitra dari Universitas Negeri Malang yaitu Prof. Dr. Sri Umi Mintarti, SE, M.P. Ak.

Kegiatan dipusatkan pada industri kecil biting/dupa di desa Dalisodo dusun Bedali dan dusun Sengon Kecamatan Wagir Kabupaten Malang patut dikembangkan. Hal ini tampak bahwa (dusun Bedali) dari 366 KK/10 RT terdapat 35 pelaku usaha/pengerajin biting dan 36 pelaku usaha dupa dengan rata-rata usia produktif, berstatus kawin, dan rata-rata berpendidikan SD.

Dalam proses pengembangan pelaku usaha/pengerajin kelompok biting mengalami hambatan yaitu rendahnya upah yang diterima (I kg biting = Rp. 4.000,- sebelum dikesek/gesek) dengan resiko yang tinggi karena irisan bambu  dilakukan secara manual.

Namun, bila sudah dikesek/gesek harga 1 kg biting = Rp. 4.500,-. dengan ± 5 kw/minggu di musim penghujan dan ± 10 kw di musim kemarau.

Dari hasil analisis tim pengabdi diperlukan mesin gesek biting karena kondisi di lapangan mesin gesek biting masih sangat terbatas. Disamping mempercepat proses produksi dan peningkatan upah pengerajin biting, maka pemenuhan kebutuhan  pemasaran dupa dapat meningkat.

Serah terima mesin gesek kepada kelompok usaha Biting di dusun Sengon Desa Dalisodo. Hal lain yang perlu ditingkatkan adalah dengan penambahan mixer (alat pengaduk bahan dupa) dengan kapasitas 14 kg, yang dipergunakan secara kelompok.

Inovasi dari proses tersebut adalah perubahan dari pengaduk bahan dupa secara manual diganti memakai tenaga mesin/mixer.

Tim pengabdi juga memberikan pelatihan pertanian organik. Sebab 65% penduduk Kecamatan Wagir Kabupaten Malang adalah bermata pencarian sebagai petani, oleh karenanya agar masyarakat lebih hidup sehat diperlukan pertanian organik yang dibudayakan di masing-masing keluarga.

Nantinya hasil pertanian itu dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun dipasaarkan pada tahun berikutnya. (TI)