UNIKAMA – Komitmen Korps Sukarcla (KSR) PMI Unit Universltas Kanjuruhan Malang (Unikama) untuk “mencetak” palang merah remaja (PMR) patut diacungi jempol. Sebab, untuk kali kesepuluh, Ajang Latihan Keterampilan Palang Merah Remaja (ALTARA) 2018 digelar di kampus tersebut.
Ajang dua tahunan itu berlangsung mulai lumat (24/8) hingga Minggu lalu (26/8). Total, ada 440 siswa yang berpartisipasi. Mereka berasal dari 31 SMA/MA, serta 13 SMP/MTs di wilayali Jawa Timur.
Peserta dibagi sesuai jenjang pendidikannya. Untuk SMP/MTs (Madya) ada tujuh cabang yang dilombakan, antara lain pertolongan pertama (PP). sanitasi kesehatan (sankes), kesehatan remaja (kesja), kesiapsiagaan bencana (KSB), Scrapbook Doras, Hand Puppet Perang Solferino, painting tote bag kemanusiaan, dan local wisdom fashion competition.
Sementara untuk kelompok Wira (SMA/MA), katagori perlombaannya antara lain pertolongan pertama (PP), sanitasi kesehatan (sankes), kesehatan remaja (kesja), kesiapsiagaan bencana (KSB), Pop Up Doras. Diorama Perang Solferino, film pendek, dan local wisdom fashion competition.
Pada akhir perlombaan, MA Negeri 1 Kota Malang berhasil menyabet predikat juara umun untuk katagori Wira. Sedangkan MTs NU Pakis menjadi juara umum untuk katagori Madya. Kedua sekolah itu berhak membawa pulang piala bergilir PMI Jawa Timur dan piala rektor Unikama.
Ketua Pelaksana Altara 2018 Dhea Tri Fatonah berharap, lewat ajang ini para peserta bisa termotivasi untuk mengembangkan keterampilannya di bidang kepalangmerahan. “Kedepan, mereka akan menjadi generasi muda yang kreatif, sportif, dan peduli,” ujar dia.
Sementara itu, Nuril Hidayatul Qodir pembina PMR MAN 1 Malang terlihat bahagia dengan keberhasilan binaannya meraih juara umum. Raihan juara kali ini merupakan yang kedua kalinya menyabet juara umum yang sebelumnya juga di Unikama.
“Kami berterima kasih kepada Unikama yang menggelar acara semacam ini. Dengan acara semacam ini anak-anak tambah giat dalam latihan. Hasil ini merupakan ketegunan dari anak-anak dalam berlatih. Ini juga merupakan kreativitas dari mereka yang terus latihan setiap hari,” ungkapnya.
Sebagai pembina terus memberi motovasi agar tampil secara maksimal, masalah juara itu urusan mburi, kalau tampil maksimal juara akan mengikuti. Dengan adanya ALTARA ini juga membantu pihak sekolah, dengan ini minat mereka terangkat dalam berlatih.
Ditambahkan, dengan derinya mengikuti perlombaan anak-anak akan lebih kreatif lagi, akan tetapi kalau vakum akan membuat siswa jenuh. (rm/dinog)
No related posts.