UNIKAMA – Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) mengadakan Kuliah Tamu Nasional bertajuk “Dinamika Proses Pembelajaran untuk Mengurangi Loss Learning akibat Dampak Covid-19”, yang dilaksanakan pada Selasa, 09 Nopember 2021 secara daring. Kegiatan ini dilakukan secara kolaborasi dengan Prodi PGSD dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk mewujudkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Kegiatan yang dibuka oleh Wakil Rektor (Warek) I Unikama, Drs. Choirul Hudha, M.Si. juga mengundang Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Bangkok, Ir. A. Wicaksono, M.Eng., Ph.D sebagai pemateri. Warek I Unikama berharap bahwa kegiatan ini dapat memberikan pengalaman dari Negara Thailand bagi mahasiswa untuk menghadapi masa pandemi, khususnya dalam dunia pendidikan.
“Semoga acara ini dapat diikuti dengan baik, diresapi, kemudian diimplementasikan sehingga apa yang diharapkan mas menteri, ada sesuatu yang lain, sesuatu yang lebih dari kompetensi yang selama ini ada itu bisa teraih oleh kita semua.” Tambahnya.
Selain mengundang Ir. A. Wicaksono, M.Eng., Ph.D, dalam acara ini Kepala prodi PGSD UMM, Arina Restian, S.Pd, M.Pd. dan Kepala Prodi PGSD Unikama, Dr. Cicilia Ika Rahayunita, M.Pd. juga turut hadir sebagai pemateri.
Materi pertama dibawakan oleh Ir. A. Wicaksono, M.Eng., Ph.D bertemakan sesuai dengan kegiatan ini. Lulusan S3 Urban Engineering, The University of Tokyo, Jepang tersebut menyampaikan landasan dasar atau latar belakang dalam melakukan kegiatan diskusi pada kuliah tamu ini. Mulai dari perubahan praktik dan kebiasaan belajar di berbagai negara seperti pembelajaran yang dilakukan secara daring.
Selain itu banyak tantangan bagi Guru dan Peserta Didik baik dari sarana dan prasarana pendidikan hingga kondisi psikososial. Latar belakang lainnya adalah disparitas kompetensi guru dan kurangnya peran orang tua dalam kegiatan belajar hingga perubahan pola pembelajaran yang begitu drastis dan beresiko pada penurunan kualitas pembelajaran yang bisa disebut Learning Loss.
Hal tersebut tentu tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan di banyak Negara termasuk Thailand. Selama pembelajaran offline, learning loss bukanlah hal asing di sunia pendidikan, namun pada pembelajaran daring ini menjadi ancaman terjadi learning Loss yang tajam.
“Learning loss bukanlah sesuatu yang dapat kita hindarkan, karena pembelajaran melalui online itu berdampak kepada learning loss. Sebenarnya pada pembelajaran offline pun juga ada dampak learning loss, tergantung dari guru, media pembelajaran” terangnya. Selain itu Ir. A. Wicaksono, M.Eng., Ph.D juga menyampaikan untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut adalah indentifikasi awal dan dibarengi dengan pembelajaran yang menarik.
Selanjutnya, Arina Restian, S.Pd, M.Pd. membawakan materi kedua. Dosen yang sedang menempuh pendidikan S3 di Universitas Negeri Semarang tersebut menjelaskan tentang ketimpangan pendidikan di Indonesia. Pembahasan tersebut dapat ditinjau dari akses pendidikan, infrastruktur, Teknologi informasi dan komunikasi, dan sebagainya.
Hal itu juga mendasari adanya pendekatan solusi dari Direktorat Sekolah Dasar merencanakan implementasi Program Kejar Mutu Sekolah Dasar melalui pendampingan Peningkatan Pengelolaan Sekolah Dasar. Pendekatan ini akan dilaksanakan di wilayah 3T, yakni daerah tertinggal, terdepan dan terluar di Indonesia.
“Saat ini kita harus tahu bagaimana wilayah 3T itu harus memperoleh hak-hak pendidikan, layanan pendidikan yang layak dan berkualitas, serta perlindungan atau pencegahan terhadap tindak kekerasan di masa pancemi covid-19.” Paparnya menjelaskan tujuan dari materi yang disampaikan.
Materi terakhir disampaikan oleh Dr. Cicilia Ika Rahayunita, M.Pd dengan tema “Inovasi Pembelajaran yang Bermakna dalam Meminimalisir Loss Learning di Sekolah Dasar”. Dosen lulusan S3 Pendidikan Seni, Universitas Negeri Semarang itu memaparkan bahwa di abad 21 ini tentu banyak platform yang dapat membantu kegiatan belajar dan pembelajaran yang harus dikenal oleh Guru.
“Kita bisa membuat kuis, video pembelajaran (melalui platform pendukung), seolah-olah anak itu bisa merasakan hadirnya guru di sana.” Ungkapnya.
Maka, dengan pembelajaran yang inovatif dan tepat dengan kebutuhan, peserta didik dapat nyaman dalam belajar. Materi ini juga berisi metode dan media pembelajaran seperti dengan menginternalisasikan nilai-nilai budaya, agama dan lainnya.
No related posts.