UNIKAMA – Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) telah lolos Program Produk Teknologi yang Didiseminasikan ke Masyarakat Tahun Anggaran 2021. Sumber pendanaan program ini dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN. Skema ini sangat penting untuk mengakselerasi proses hilirisasi produk teknologi hasil penelitian lembaga litbang agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Adapun tim yang lolos program ini antara lain Dr. Ir. Enike Dwi K., S.Pt., MP., IPM Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) sekaligus Ketua Tim dan memiliki anggota yakni Dr. Pieter Sahertian, M.Si Rektor UNIKAMA serta Dosen Prodi (Program Studi) Manajemen dan Teknik Informatika Akhmad Zaini, S.Kom., M.T.
Selaku Ketua tim Dr. Ir. Enike Dwi K., S.Pt., MP., IPM., menerangkan Produk Teknologi yang didiseminasikan ke Masyarakat (PTDM) merupakan skema pengabdian kepada masyarakat yang dikembangkan dengan mempertimbangkan masih adanya sektor pembangunan yang kurang berkembang dan belum mampu bersaing kerena lemahnya penerapan, penguasaan dan pemanfaatan produk teknologi.
“Hal tersebut juga disebabkan oleh belum maksimalnya hilirisasi hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Lembaga Litbang (Lembaga Pemerintah Non Kementerian/LPNK, Lembaga Pemerintah Kementerian/LPK, Lembaga Litbang Daerah, dan Perguruan Tinggi). Diperlukan upaya lebih komprehensif untuk mengakselerasi proses hilirisasi produk teknologi hasil penelitian Lembaga Litbang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Tujuannya untuk mempercepat diseminasi dan pemanfaatan produk teknologi yang potensial dari Lembaga Litbang ke masyarakat,” terangnya.
Tim ini mengambil judul Penerapan Inovasi Teknologi Reproduksi, Manajemen Peternakan dan Pemasaran Kambing dan Domba Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kabupaten Ponorogo. Latarbelakang diambilnya judul ini berawal dari sistem pemeliharaan ternak kambing dan domba kelompok peternak yang dilakukan masih secara sederhana. Kendala yang dihadapi adalah produktivitas ternak yang dipelihara tidak optimal. Kepemilikan dan kualitas bibit unggul betina masih rendah, sehingga memengaruhi produksi ternak dan kualitas cempe yang dihasilkan.
“Tingkat kematian cempe baru lahir serta induk cukup tinggi. Sementara itu, teknik perkawinan masih dilakukan secara alami menggunakan pejantan. Dengan teknik ini, peternak harus mengeluarkan biaya lebih mahal untuk menyewa ternak sebagai pejantan dibandingkan dengan teknik perkawinan melalui teknologi reproduksi inseminasi buatan,” ujarnya.
Sewaktu melakukan survei, beberapa peternak berharap bisa memiliki bibit betina unggul , sehingga dapat dikembangbiakkan untuk meningkatkan produktivitas ternak. Selain itu, mereka juga ingin mengetahui dan memahami tentang teknologi reproduksi yang efisien dan lebih murah untuk peningkatan populasi, teknologi pengolahan pakan, manajemen pemeliharaan, pengolahan pakan, pemasaran kambing dan domba serta produk olahannya. Dengan pengetahuan itu mereka tidak hanya fokus dalam penjualan kambing dan domba saja, tetapi dengan bentuk lain seperti pupuk organik maupun produk lainnya yang memiliki peluang pasar untuk dijual sehingga nantinya memberi penghasilan tambahan bagi keluarga anggota peternak.
“Dari latar belakang tersebut melalui program ini kami tim dari Unikama menawarkan beberapa solusi diantaranya pengusahaan bibit induk betina yang berkualitas melalui teknologi pemuliabiakan yaitu introduksi bibit unggul sehingga nantinya dapat meningkatkan produktivitas cempe (litter size, pencapaian bobot sapih, jumlah populasi ternak); pelatihan dan pendampingan manajemen pemeliharaan domba sehingga dapat menurunkan tingkat mortalitas; pengenalan teknologi reproduksi inseminasi buatan, dengan tujuan peternak dapat mengetahui dan mengerti upaya untuk meningkatkan populasi ternak lebih efisien, lebih murah tidak lagi menyewa pejantan untuk perkawinan ternaknya; pelatihan dan pendampingan penerapan teknologi pengolahan pakan silase,” tambahnya.
Tidak hanya itu ada juga solusi untuk meningkatkan pendapatan peternak salah satu alternatifnya yaitu melalui teknologi pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik yang dapat dijual untuk menambah pendapatan peternak dan melakukan pelatihan serta pendampingan manajemen keuangan dan pemasaran di masa pandemi Covid-19 seperti pembuatan website ataupun media pemasaran online lainnya.
Ia berharap, melalui program ini bisa mengakselerasi hilirisasi produk teknologi ke masyarakat dan juga meningkatkan produktivitas, nilai tambah, kualitas maupun daya saing produk berbasis Iptek di masyarakat. Teknologi yang ditawarkan nantinya dapat dimanfaatkan dalam aktivitas ekonomi daerah dalam upaya peningkatan produk unggulan dan daya saing. Sedangkan untuk Fapet Unikama, hal ini dapat meningkatkan jaringan kerjasama sinergi antara Fapet Unikama, pemerintah, lembaga usaha (industri) dan masyarakat yang mendukung diseminasi dan pemanfaatan iptek.
No related posts.