UNIKAMA – Ada yang berbeda di wisuda Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) semester ganjil tahun akademik 2020/2021 tahun ini. Unikama menyisipkan Orasi Ilmiah guna menyemangati para wisudawan. Orasi Ilmiah ini dilakukan oleh Rektor Universitas Pradita sekaligus menjabat sebagai Ketua Smart Learning and Character Center PGRI Prof. Dr. Ir. R. Eko Indrajit, M.Sc., MBA., M.Phil., MA. Ia menerangkan tentang Digital Transformation in Higher Education.
“Pandemi memaksa kita untuk menggunakan teknologi lebih awal dari yang diperkirakan. Ada banyak hal yang harus kita pahami, disepakati dan di persiapkan untuk pendidikan tinggi di Indonesia. Mulai dari pembelajaran secara online sampai mempersiapkan resources media pembelajaran berbasis online kepada mahasiswa,” tuturnya.
Model Belajar Jarak Jauh ini akan menjadi suatu keniscayaan dan membentuk perilaku baru. Meskipun nantinya pandemi telah usai, tidak menutup kemungkinan proses belajar seperti ini masih akan terus digunakan. Tergantung dari satuan pendidikan nanti akan mengambil sistem Blinded Learning atau Hybrid Learning.
“Teknologi Informasi sudah menjadi keharusan. Mau tidak mau kampus harus meningkatkan teknologinya dan aplikasi pembelajarannya agar bisa menjadi kampus yang tetap relevan. Kampus saat ini menjadi pusatnya teknologi, knowledge, serta konten pembelajaran yang bisa di akses oleh seluruh mahasiswa dan juga Dosen yang berada di rumahnya masing-masing,” ungkapnya.
Kampus harus menjadi mini data second yang bisa di akses oleh siapa saja. Bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi berbeda dengan prinsip yang tetap namun pelaksanaannya berbeda. Bisa dilakukan di tempatnya masing-masing tanpa harus bertemu satu sama lain.
Sebagai Perguruan Tinggi Modern harus sudah mempersiapkan mindset sumber daya manusianya, literasi seluruh Dosen, kecerdasan digital dari seluruh sivitas akademikanya dan digital internship dari para pemimpinnya.
“Infrastruktur kampus harus di mutakhirkan, learning management system yang menyatukan pembelajaran juga harus ditingkatkan. Aplikasi-aplikasi dalam pendidikan tinggi harus sudah dipersiapkan secara khusus. Sedangkan dari sisi konten dan sumber belajar baik berupa buku digital, akses ke perpustakaan ternama di seluruh dunia, akses pada open educational resources, diperbolehkannya mahasiswa mengambil mata kuliah dari perguruan tinggi lain akan menjadi keniscayaan jika kita tetap ingin menjadi kampus maju,” paparnya.
Teknologi Informasi menjadi sangat penting. Peserta didik yang menyebar di seluruh tanah air, Dosen yang menyebar di tempatnya masing-masing, pimpinan dan karyawan berada di tempat yang lain ini juga harus diperhatikan. Kampus harus memperluas jangkauannya, agar bisa diakses oleh mereka semua. Konektivitas harus tercipta melalui infrastruktur baik darat, laut maupun udara. Tidak hanya infrastruktur, tetapi kinerja juga harus lebih baik agar kita bisa bertatap muka melalui video.
Lanjut, pria yang akrab disapa Eko Indrajit ini tentu saja, semua itu harus memberikan manfaat yang nyata bagi kita semua.
“Setiap kampus sudah saatnya mulai merevisi yang namanya learning management system. Harus mulai diintegrasikan dengan website kampus, portal pembelajaran, administrasi kampus, administrasi akademik, aplikasi pendidikan, tool komunikasi semuanya harus mulai diintegrasikan,” tambahnya.
Perguruan tinggi harus mempermudah ruang lingkup mahasiswa dalam proses belajarnya. Mulai dari administrasi sampai dengan proses pembelajarannya. Semua bisa diintegrasikan menjadi satu kesatuan dalam satu ruang lingkup.
No related posts.