UNIKAMA – Kebiasaan membaca surat kabar tanpa ditindak lanjuti dengan hal positif akan hilang begitu saja. Nyatanya tumpukan koran berserakan dimana-mana dan seiring bertambahnya koran membuat tempat menjadi sempit.
Tentunya, koran bekas menjadi bermanfaat jika disulap menjadi media, salah satunya media pembelajaran. Tentunya lebih bermanfaat jika dibandingkan dibuang begitu saja ke tempat sampah.
Dengan ini, pembelajaran unik disajikan oleh dosen Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) dengan menggunakan koran. Pelestarian koran bekas ini sebagai sarana untuk pembelajaran dan juga mengenalkan huruf pada anak usia dini.
Kegiatan yang berlangsung di gugus 1 TK Alhuda Bagus Klojen Malang ini diikuti 14 peserta dari guru sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 14 peserta berasal dari empat lembaga PAUD gugus 1 Kecamatan Klojen. TK st Yusup, TK ABA, TK Fatayat NU, dan TK Al Huda Bagus.
Tentunya pembelajaran di sekolah semacam ini juga menemukan variasi huruf yang tidak biasa diajarkan ketika belajar media majalah dinding. Hal tersebut baik dengan tulisan berbahasa Indonesia atau bahasa asing di koran bekas.
Memanfaatkan koran bekas semacam ini nantinya menjadi bernilai dimata masyarakat. Dengan demikian, apapun namanya ketika mampu dimaksimalkan dengan baik namanya bukan lagi koran bekas, tetapi koran layak pakai, ungkap Siti Muntomimah, M.Pd, sebagai narasumber.
“Kita sendiri yang merasakan atas pekerjaan dalam meracik koran bekas menjadi koran layak pakai,” tuturnya.
Ide ini muncul ketika Mima, panggilan akrabnya, melihat tumpukan koran diberbagai tempat yang kurang dimaksimalkan. Tak ada yang menyangka, koran yang sudah tidak dibaca lagi ini menjadi bahan yang bermanfaat ditangan kreatif Mima.
Sasaran pemanfaatan koran bekas bagi dosen Unikama ini untuk memberi pemahaman tentang koran bekas. “Pemanfaatan koran ini sebagai pengenalan membaca bagi anak usia dini,” ungkapnya.
Mima juga berharap, kegiatan ini menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan. Koran yang sudah tidak terpakai jangan menjadi sumber pencemaran, melainkan menjadi sumber komoditas yang bernilai tinggi.
Dengan pelatihan semacam ini para guru TK bukan hanya memberikan kognetif. Akan tetapi memberikan stimulasi dengan sarana-sarana yang terdekat dengan kehidupan anak. Selain itu bisa memanfaatkan media-media sebagai sumber belajar pada anak usia dini, imbuh dosen PAUD ini. (dinog)
No related posts.