Unikama – Melihat potensi kopi di daerah Ampelgading yang belum terlalu dikembangkan oleh para petani, mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) termotivasi untuk mempelajari dunia perkopian yang cukup potensial saat ini agar dapat membuka peluang kerja untuk masyarakat sekitar. Dari sini lima mahasiswa yang tergabung dalam satu tim mengajukan proposal dan lolos dalam seleksi proposal Kegiatan Bisnis Manajemen Mahasiswa Indonesia (KBMI). Mahasiswa tersebut yaitu Mery Rozavia, Didik Marianto, Firman Tri Wahyudi, Yeni, Artika Juwita dari Program Studi (Prodi) Manajemen angkatan 2018.
“Awalnya saya mengikuti kegiatan pelatihan tentang pengolahan kopi dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang yang mayoritas dihadiri oleh orang tua. Sehingga, saya sebagai anak muda merasa ingin mengembangkan kopi terutama didaerah saya agar dapat berkembang dan dikenal banyak orang,” ungkap Mery Rozavia selaku Ketua Tim.
Tidak semua masyarakat desa memiliki perkebunan sendiri dan mayoritas dari mereka memilih untuk merantau dan tinggal di Kota. Padahal, potensi di desa masih sangat banyak untuk dikembangkan terutama kopi.
“Kebetulan orangtua saya memiliki kebun kopi dan belum terlalu dikembangkan. Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang diharapkan mampu meningkatkan nilai devisa ekspor Indonesia. Salah satu kopi yang diakui kualitas dan rasanya oleh dunia adalah kopi AMSTIRDAM (Ampelgading, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo, dan Dampit) dengan jenis kopi robusta 90 persen yang diekspor ke luar negeri,” ujarnya.
Ia juga menerangkan, memang sudah banyak produk-produk kopi yang dikeluarkan oleh masyarakat didaerahnya. Tetapi, hanya sebatas kopi bubuk hitam dengan kemasan yang ala kadarnya.
“Kelebihan produk kami yang pertama adalah firsthand lebih murah dari kompetitor. Kedua, kopi yang diproduksi murni dan alami tanpa campuran bahan kimia. Ketiga, memiliki banyak varian kopi murni seperti robusta super, robusta persilangan, robusta kilo, robusta marwas, kopi lanang dan arabica. Terakhir, kopi ini memiliki berbagai varian rasa seperti choco coffee, ginger coffee dan corn coffee,” paparnya.
Sementara itu, Arien Anjar Puspitosari Suharso.,SE.,MM., selaku pembimbing dalam penyusunan proposal KBMI 2020 ini mengarahkan untuk proposal tersebut disesuaikan dengan panduan yang telah ditetapkan.
“Saya juga memberikan masukan dan koreksi terhadap proposal yang ditulis mahasiswa, dimana setiap item pertanyaan yang diajukan dalam panduan proposal harus ditulis secara tepat. Setiap point pertanyaan memiliki skor penilaian dengan prosentase tinggi, sehingga hasilnya nanti akan menentukan lolos tidaknya proposal tersebut,” ucapnya.
Ia sangat mengapresiasi ide dari mahasiswa dengan mengembangkan kopi. Kopi yang diproduksi dinamakan “Kopi Semeru” dan diinovasikan juga dalam berbagai macam rasa. Terlebih lagi, Kopi Semeru tidak menggunakan bahan kimia dan campuran apapun.
“Saya berharap dengan adanya inovasi kopi ini mereka bisa membuka lapangan pekerjaan dan menghasilkan omzet yang besar. Selain itu market bisnis mereka bisa terus berkembang, terutama dalam pengembangan potensi desa. Sehingga bisa memotivasi para petani kopi untuk mengembangkan usaha kopinya,” tutupnya.
Sebagai mahasiswa memang sudah seharusnya menciptakan inovasi-inovasi baru terutama dalam membantu masyarakat untuk mengembangkan potensi desa. Suatu desa membutuhkan anak muda untuk mengelola Sumber Daya Alam (SDA) agar dapat mengembangkan perekonomian, dan ini sebagai bentuk bukti bahwa mahasiswa Unikama siap untuk berkontribusi kepada masyarakat dengan bekal ilmu selama di bangku kuliah.
No related posts.