Unikama – Terapkan teknologi fermentasi, lima mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) lolos dalam pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa-Penerapan IPTEK (PKM-PI) tahun 2021. Penerapan teknologi fermentasi ini dalam rangka menyediakan pakan berkualitas dan berkelanjutan untuk ternak Ruminansia di kelompok peternak Desa Karangkates.
Lima mahasiswa yang terlibat dalam PKM-PI ini antara lain Nuril Nikamtu Zahro, Yogi Pratama, Alfindo dari Program Studi (Prodi) Peternakan, Dedi Mujahiddin dari Prodi Teknik Informatika (TI), dan Lailatul Mazidah dari Prodi Manajemen. Kelompok PKM-PI ini dibawah bimbingan Dosen sekaligus Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) Unikama Dr. Ir. Enike Dwi Kusumawati, S.Pt., MP., IPM.
Selaku perwakilan kelompok Nuril Nikmatu Zahro mengatakan bahwa untuk bisa lolos prosesnya sangat panjang. Hal ini bermula dari ide teman saya yang ingin membuat bisnis di bidang jasa pembuatan pakan berkelanjutan (fermentasi).
“Pada awalnya kami berencana untuk mengikuti Kegiatan Berwirausaha Mahasiswa Indonesia (KBMI). Tetapi, karena ide kami masih baru dimulai sementara KBMI persyaratan nya harus sudah 6 bulan berjalan, jadi kami tidak jadi mengikuti KBMI tetapi beralih untuk mengikuti PKM. Sebenarnya juga dorongan dari dosen kami sekaligus pembimbing untuk mengikuti program ini. Kemudian mulai mencari informasi tentang panduan PKM 2021 itu seperti apa. Kami mulai mengumpulkan informasi tentang desa yg kami tuju dan menyesuaikan dengan ide,” ujarnya.
Setelah info terkumpul, ia dan teman-temannya menyusun proposal PKM dengan berusaha keras mencermati aturan penulisannya. Meskipun banyak revisi oleh dosen pendamping, pengerjaan proposal juga bisa dikatakan cukup lama. Sampai akhirnya, proposal kami disetujui untuk diajukan ke akun PKM.
Mahasiswa yang duduk di semester 4 ini menjelaskan proses fermentasi mulai dari persiapan tempat sampai proses fermentasi berlangsung.
“Untuk prosesnya saya jelaskan secara singkat, Pertama, kami menggunakan terpal untuk proses perataan/pengadukan ramuan fermentasi dengan bahan lainnnya. Kedua, memecah jerami padi/limbah pertanian yang lain dengan menggunakan mesin pencacah. Ketiga, setelah dicacah bahan dicampurkan dengan bahan alami seperti dedek, bekatul, dan ampas tahu. Keempat, sesudah dicampur lalu ditaburi garam. Kelima, setelah tercampur disiram dengan ramuan bumbu nfermentasi yang telah dilarutkan selama 15 menit kemudian diaduk. Setelah itu bahan siap dipakai dan dimasukkan kedalam tong atau plastik dan harus ditutup rapat hingga kedap udara,” paparnya.
Proses fermentasi berlangsung selama beberapa waktu . Kalau jerami padi biasanya waktu tunggu 1 hari / 24 jam. Setelah itu, sudah bisa diberikan kepada hewan ternak seperti sapi dan kambing.
Ia berharap kedepannya tidak ada lagi limbah pertanian yang terbuang sia-sia. Dengan mengelolanya menjadi pakan fermentasi ini juga bisa membantu peternak hewan Ruminansia menghemat waktu untuk mencari makan ternaknya. Pakan ternak fermentasi ini dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. Sehingga peternak memiliki persediaan pakan yang cukup banyak, misalkan suatu hari nanti mereka tidak bisa mencari makan, tinggal memberikan pakan tersebut.
No related posts.