UNIKAMA – Masih banyaknya potensi di Kabupaten Malang yang belum tergali, menarik minat Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama). Dalam program kuliah kerja nyata (KKN) tahun ini, mereka mengirim 1.675 mahasiswa ke beberapa pelosok Kabupaten Malang. Total ada 41 desa yang dijadikan lokasi KKN tahun ini. Setiap mahasiswa diwajibkan untuk bisa mengangkat potensi di tempat KKN-nya.
“Kami ingin ilmu yang mereka (mahasiswa) dapatkan bisa diterapkan secara langsung. Dampaknya masyarakat desa memiliki kemandirian dari pengembangan potensi yang ada,” terang Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unikama Dr. Sudiyono, M.Pd. Dengan disiplin ilmu yang sudah dimiliki mahasiswa, sejumlah inovasi baru diharapkan bisa tersaji.
Tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, selesai KKN peserta membuat laporan akhir serta membuat video kegiatan tersebut. “Jadi seluruh kegiatan harus divideokan lalu harus dipublikasikan baik ke media cetak maupun online dan diunggah ke youtube,” ungkapnya.
Selain mengasah kemampuan para mahasiswa agar lebih total dalam melakukan KKN, pihaknya juga ingin para mahasiswa ini berkontribusi penuh dalam pengabdian masyarakat. Ia mengungkapkan tidak sedikit desa yang membutuhkan pemikiran para mahasiswa KKN 2018 UNIKAMA untuk mengembangkan potensi desa masing-masing.
“Harapannya mahasiswa bisa menghasilkan suatu bentuk laporan pengamatan di desa itu punya potensi unggulan apa yang bisa dikembangkan dan dieksplor. Sekarang desa ini harus ada BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) tapi banyak yang tidak tahu apa yang harus mereka kerjakan karena tidak tahu potensi daerahnya,” katanya.
Untuk itu selain membuat program yang kreatif, para mahasiswa UNIKAMA benar-benar harus memiliki kejelian dalam mengobservasi dan menilai potensi apa yang layak dijadikan sebagai BUMDES.
“Mahasiswa harus mampu melihat peluang untuk dikembangkan. Keilmuan yang didapatkan harus bisa menjadi solusi di tengah masyarakat,” tambah Sudiyono. Total, program KKN bakal digeber Unikama selama 1,5 bulan. “Setelah lulus, mereka (mahasiswa) kan juga kembali ke tengah masyarakat. Paling tidak ini awal bagi mereka bisa menyesuaikan dan bersentuhan langsung,” tutup dia. (erma/inka)
No related posts.