Marten Ringu, mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi, Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika Universitas Kanjuruhan (Unikama) ini berhasil menyabet medali emas di Kejuaraan Golden Kickers Taekwondo Fest 2016 di GOR Ciracas, Jakarta Timur (5-6/3/16) lalu. Perjalanannya menempuh prestasi tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan kerja keras, keuletan dan semangat belajar yang tinggi.
Berprestasi di bidang Taekwondo, cowok kelahiran Nusa Tenggara Timur, Wakaibubak, Kabupaten Sumba Barat 28 Januari 1994 ini awalnya tak menekuni cabang tersebut, ia adalah atlet tinju. ”Saya awalnya menggeluti olahraga tinju, mulai kelas XI sampai XII,” ujar alumni SMKN 1 Waikabubak ini.
Sebagai petinju, ia rutin mengikuti Training Centre (TC) di sekolah maupun di klub Kota Wakaibubak. Selama setahun ia menempuh latihan mulai fisik sampai teknik olahraga tinju. ”Akhirnya saya ditunjuk sekolah mengikuti turnamen tinju antar kabupaten di Sumba Barat. Namun batal karena orangtua tidak mendukung,” ujar pria 3 bersaudara tersebut.
Dia menjelaskan, orangtua tidak mendukungnya menjadi atlet tinju lantaran khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan kepada anak kesayangannya itu. Sang ibu takut ia mengalami cidera akibat pukulan lawan. Walaupun begitu, Marten tetap mendalami hobinya itu.
Lulus SMA tahun 2012, ia melanjutkan kuliah di Unikama. Marten sebenarnya masih ingin meneruskan latihan tinju, namun karena terkendala bahasa, tempat latihan, dan masih ada rasa sungkan ia berlahan berhenti dan tidak melakukan latihan. Namun merasa jenuh dengan rutinitas kuliah, ia iseng mengikuti olah raga Taekwondo di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Unikama.
”Saya jenuh kuliah terus tidak ada kegiatan, saya mencoba olahraga Taekwondo di kampus. Cuma iseng saja dan ingin mencoba olahraga baru,” papar pria yang tinggal di Jalan Kolonel Sugiono, Gadang tersebut.
Awalnya ia canggung mengikuti Taekwondo. ”Iya, saya tidak terbiasa dengan gerakanya. Basic Taekwondo banyak gerakan kakinya, sehingga saya harus menyesuaikan,” ujarnya.
Selama satu bulan rutin latihan, muncul rasa niat yang tinggi menggeluti olahraga tersebut. Saat mengikuti latihan ia mendapat teknik gerakan dari sang pelatih, Erik Teguh Prakoso, mulai teknik pemecahan benda (Kyukpa), tangkisan (Makki), tendangan (Chagi), pukulan (Jireugi), dan kuda-kuda.
Teknik-teknik tersebut, kemudian ia pelajari dengan baik dan benar, melalui media informasi. Selama satu tahun berlatih, sang pelatih mengikutkan dia di kejuaraan di Surabaya tahun 2013. ”Pertama kali saya ikut kejuaraan Taekwondo kelas U-58. Main tiga kali ronde saya gagal di pertandingan tersebut,” serunya.
Kekalahan itu membuatnya semangat untuk terus mengikuti dan mempelajari Taekwondo. ”Tidak ada masalah jam kuliah dengan jam latihan, karena sudah saya perhitungkan secara matang saat penyususunan Kartu Rencana Studi (KRS),” tuturnya.
Ia juga sering mengikuti kejuaraan, tapi masih gagal dan belum bisa menyumbang medali emas. Prestasi terbaik yang diraih kala itu, Kejuaraan di Semarang meraih Juara III, dan Juara II di Kampus UIN Malang.
Tahun 2015 lalu, Kampus Unikama mengadakan Kejuaraan Internal, ia mendapat juara I untuk persiapan di Kejuaraan Golden Kickers Taekwondo Fest 2016 di GOR Ciracas, Jakarta Timur, digelar (5-6/3) lalu. Di Kejuaraan kelas U-58 ini, ia berhasil menyingkirkan beberapa lawannya. Pada partai final bertemu dengan atlet dari Jakarta. Dalam tiga ronde Marten mampu menaklukkan lawan.
”Partai final saya langsung menang dua ronde. Akhirnya saya dinobatkan sebagai Juara I Kejuaraan Golden Kickers Taekwondo Fest 2016,” pungkas Marten.(empe)
No related posts.