UNIKAMA – Seiring dibukanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), maka permasalahan sosial dan pendidikan di Asia menjadi topik menarik untuk dipecahkan bersama dalam konferensi Internasional yang melibatkan peneliti, pendidik, dan praktisi berkompeten level Asia.
Hal ini mendorong Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) bekerjasama dengan UK Internasional Conference on Education & Social Science (UK-ICESS) dalam konferensi Internasional bertemakan “Educational & Social Issues In The Changing Asia” di Atria Hotel, 9-10 November 2016.
“International Conference ini yang pertama bagi Unikama. Hal ini karena perubahan besar yang terjadi pada segala aspek di Asia. Ketika dibawa ke peneliti dan konferensi, kita jadi tahu dan bisa memecahkan masalah yang terjadi di Asia. Seperti penekanan Karakter building, pencabutan pelajaran PKN, dan lainnya yang memiliki impact sosial ke masyarakat. Sehingga antara pendidikan dan sosial tidak bisa dipisahkan,” jelas Kepala Hubungan International Unikama Umiati Jawas, Ph.D.
“Australia memiliki 400 Perguruan Tinggi dengan komposisi mahasiswa asing 53 persen, sementara Indonesia memiliki 3.000 PT justru 70 persen masih mahasiswa lokal. Hal ini yang perlu didorong oleh Kemenristek Dikti dan Kemendikbud,” jelas Umi.
Selain itu, Unikama juga telah melakukan student exchange outbond 17 mahasiswa ke Universitas Malaysia, dengan harapan mereka bisa mengedukasi dan terjadi inbond dari luar negeri.
Tak tanggung-tanggung, konferensi Internasional ini menghadirkan 3 pembicara level internasional, diantaranya Dirjen Belnawa Kemenristek Dikti Prof. Intan Achmad, Ph.D, Associate University of Queensland Australia Prof. Helen Creese, dan Prof. Dr. Azlinda Azman dari University Sains Malaysia.
Selain seminar, Unikama juga menyeleksi paper International Conference dan proceeding ISBN dari 120 peserta, yang terdiri 77 presenter dan 43 partisipan dalam penyampaian paper dan prosiding tersebut.
Dirjen Belnawa Kemenristek Dikti Prof. Intan Achmad, Ph.D, menjelaskan berbagai permasalahan minimnya mahasiswa asing yang masuk ke Indonesia dan langkah pemerintah, dalam hal ini Kemenristek Dikti menemukan solusi dan menerapkan regulasinya.
Sementara Associate University of Queensland Australia Prof. Helen Creese, yang mendalami riset Education dan Sosial Science khusus di Bali, memberikan tips dan strategi atas keberhasilan PT di Australia lebih dominan diisi mahasiswa asing, dan masukan kepada pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Sedangkan Prof. Dr. Azlinda Azman dari University Sains Malaysia sebagai Dekan Fakultas Pendidikan menjelaskan, sosial ekonomi akan berkembang dalam dunia industri, yang mengendepankan disiplin dengan membangun SDM. Tantangannya harus berkelanjutan hingga masa mendatang.
“Dengan menggunakan teknologi dalam era globalisasi, riset fundamental dalam ilmu sosial mampu mengatasi dan membangun Ekonomi power berbasis populasi/masyarakat. Perbedaan persepsi, dapat diatasi dengan optimis dan disiplin dalam membangun dan pengembangan SDM,” terang Azlinda. (rhd)
No related posts.