UNIKAMA – Dosen Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) dan Universitas Brawijaya (UB) Malang berhasil menciptakan alat pemotong umbi.
Alat itu diciptakan dalam rangka kegiatan pengabdian masyarakat (abdimas) yang masuk dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Abdimas salah satu program hibah Ristekdikti tahun pelaksanaan 2017 dilakukan oleh tim pengabdi yaitu Kurniawan Budi Pranata, M.Si, dan Muhammad Priyono Tri Sulistyanto, M.Eng. dari Unikama serta Muhammad Ghufron, M.Si dari UB.
Kegiatan ini memfokuskan pada kelompok pengrajin olahan camilan ketela yang berlokasi di desa Jaten kecamatan Trawas kabupaten Mojokerto JawaTimur.
Kurriawan sebagai ketua pengabdi mengatakan dari hasil observasi bahwa desa tersebut merupakan penghasil umbi-umbian berupa singkong, ketela, ubi, uwi, gadung, kentang, gembili dan talas yang merupakan hasil pertanian polo pendem unggulan karena didukung oleh topografi dataran tinggi dan pegunungan.
Di desa tersebut juga telah terdapat kelompok usaha olahan camilan keripik ketela yang telah beroperasi secara turun temurun. Namun, usaha tersebut terdapat beberapa kendala dalam menjalankan usahanya.
Beberapa masalah yang kerap terjadi diantaranya pengolahan camilan keripik ketela masih dilakukan secara tradisional dan sederhana. Mulai dari proses pencacahan, pengemasan, pelabelan, dan pemasaran yang akibatnya kuantitas dan kualitas hasil olahan dihasilkan kurang baik dan belum mampu bersaing dengan produk jajanan ketela dari sektor industri besar, serta pengolahan limbah yang dihasilkan belum optimal.
Kurriawan sebagai tim pengabdi telah menciptakan alat pemotong ketela dengan beragam pisau dengan hanya mengganti pisau untuk memotong bentuk tipis, sawut, stik dan beragam bentuk.
Alat tersebut memiliki kelebihan dan kemudahan dibandingkan dengan alat-alat pemotong yang ada di pasaran yaitu penggantian mata pisau dilakukan hanya dengan memutar sekrup tanpa melepas seluruh piringan penyangga pisau.
Alat tersebut juga dilengkapi dengan keamanan dan kenyamanan pengguna. Desain dan proses pembuatan alat pemotong umbi tersebut telah dalam proses pengajuan paten.
Dalam kegiatan abdimas pendanaan hibah ristekdikti 2017 ini, program-program telah diberikan kepada mitra pengabdian berupa pengembangan alat pencacah yang diserahkan kepada mitra dan pelatihan penggunaan alat tersebut. Termasuk juga pelatihan pengemasan higienis serta pelabelan pada produk jajanan kemasan ketela.
Tak ketinggalan pelatihan pemasaran secara online dan pengembangan jaringan pemasarannya. Yang terakhir adalah pengolahan limbah pasca produksi yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak, serta pelatihan pengelolaan keuangan dalam pembukuan transaksi keuangan.
Melalui kegiatan ini mitra pengabdi merasakan manfaat yang berdampak langsung pada proses pengolahan bahan baku yang meningkat dari segi kuantitas dan kualitas hasil olahan serta pemasarannya semakin meluas didukung dengan teknologi web.
Hasil dari program abdimas ini dapat dinikmati warga desa. Sehingga para dosen berharap kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut. (TI)
No related posts.