Unikama – Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) mengadakan Ngobrol Pintar Urusan Pemilu (Ngopi Dulu) pada Rabu, 24 November 2021. Kegiatan ini dilangsungkan secara luring di Ruang Abdoel Rajab Unikama dan juga secara daring melalui Zoom dan Youtube Universitas PGRI Kanjuruhan Malang
Kegiatan Ngopi Dulu ini dilangsungkan dalam rangka penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Program Studi PPKn dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Malang. “Penandatanganan MoA antara Bawaslu Kota Malang dengan Prodi PPKn Unikama ini sebagai implementasi kebijakan pemerintah terkait 8 IKU Perguruan tinggi yang salah satunya praktisi mengajar di kampus, jadi Prodi PPKn kedepan akan melibatkan beberapa praktisi untuk mengajar beberapa matakuliah yang berhubungan dengan profesi yang ditekuniā Terang Engelbertus Kukuh Widijatmoko, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi PPKn.
Mengusung tema “Integritas Pemilu : Warga Negara, Bisa Apa?” Kegiatan ini menggandeng Ketua Bawaslu Kota Malang, Alim Mustofa, S.Sos., M.Ap dan salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang, Ahmad Farih Sulaiman, S.Pd sebagai narasumber.
Dalam sambutannya, Kepala Program Studi PPKn, Romadhon, M.Pd. menyampaikan bahwa pemilu merupakan isu yang menarik dibahas. Ia juga memberi edukasi tentang pentingnya keterlibatan warga negara hingga pandangan pemilu bagi mahasiswa. “Kaum terdidik harus menjadi lokomotif-edukatif dalam membangun integritas pemilu.”ungkapnya.
Mengawali diskusi, Alim Mustofa memaparkan bahwa integritas bermakna memiliki komitmen yang tinggi terhadap suatu profesi. Berkaitan dengan integritas pemilu, pria yang biasa disapa Cak Alim tersebut menegaskan bagaimana cara untuk mencapainya. “integritas pemilu dapat dicapai ketika keempat integritas lainnya (Integritas Regulasi, Integritas Penyelenggara, Integritas Kontestan, dan integritas pemilih) bisa dijalani bareng-bareng.” tegasnya.
Selain itu, narasumber kedua Ahmad Farih Sulaiman menjawab peran warga negara dalam pemilu sesuai dengan tema Ngopi Dulu ini. “Ada dua peran warga negara dalam pemilu, yang pertama sebagai partisipan, yakni memiliki hak suara dan sebagai pengawas.” terang pria yang akrab dipanggil Gus Farih tersebut.
Menutup kegiatan Ngopi Dulu, Gus Farih memberikan pesan kepada mahasiswa agar memanfaatkan waktunya untuk belajar mencari banyak ilmu dan jaringan baru, kemudian dapat mencalonkan diri sebagai anggota legislatif di masa yang akan datang. “Kalau yang jadi (anggota legislatif) dari kalangan mahasiswa itu banyak, atau mendominasi dari kalangan akademisi, kita punya harapan untuk perbaikan sistem pemerintahan atau demokrasi di Indonesia, tentu juga berangkat dari peserta pemilu yang berintegritas.” tutupnyanya.
No related posts.