Unikama – Inovasi baru sangat diperlukan untuk mengembangkan suatu bidang usaha, terutama dibidang kuliner. Mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) mencoba membuat inovasi kuliner baru dari ketan di Kota Blitar. Inovasi mereka ini lolos dalam seleksi proposal Kegiatan Bisnis Manajemen Mahasiswa Indonesia (KBMI) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti).
Ada empat mahasiswa yang tergabung dalam satu tim untuk pengajuan proposal KBMI yakni Isfi Iftahul Fariha, Erine Yola Pratiwi, Diah Ayu Oktaviana dan Farida, semua mahasiswa tersebut berasal dari Program Studi (Prodi) Akuntansi angkatan 2018. Maing-masing memiliki peran yang berbeda ada yang membantu proses pembuatan, sistem promosi dan juga design kemasan.
“Sebenarnya saya hanya iseng saja, awalnya di Kota Blitar ini ketan yang dijual masih rasa original hanya ketan dikasih bubuk kedelai dan parutan kelapa. Apalagi yang suka makan ketan ini mayoritas orang-orang tua. Dari situ saya berfikir untuk membuat inovasi baru agar ketan ini dapat dinikmati oleh semua kalangan baik anak muda maupun anak kecil,” ungkap Isfi Iftahul Fariha selaku Ketua Tim.
Ketan yang hanya ada rasa original diubah dan diinovasikan menjadi berbagai macam rasa. Ada coklat kacang, strawberry, tiramisu, coklat, keju, dan green tea. Proses pembuatannya juga seperti biasa, hanya saja ada takaran khusus untuk membuat ketan tersebut menjadi pulen dan lembut.
“Tidak pernah terfikir untuk mengajukan proposal pembuatan ketan ini ke Dikti. Tetapi dengan dukungan dari kawan-kawan dan juga dosen pembimbing akhirnya kami mengajukan proposal ini. Proses pembuatan proposal serta rinciannya kami lakukan selama kurang lebih enam bulan,” tutur mahasiswa asal Blitar ini.
Empat mahasiswa ini berharap bisa mengembangkan usaha ketan ini agar semakin dikenal banyak orang apalagi dengan inovasinya yang baru. Selain rasa, mereka juga berharap bisa membuat packaging yang lebih menarik dan ramah lingkungan, karena untuk sementara ini hanya menggunaka foam dan diberi sticker.
Sementara itu, Mochamad Fariz Irianto, SE., ME., selaku dosen pembimbing juga menerangkan selama proses pembuatan proposal ini ia membantu untuk membuatkan judul untuk usaha ini yang diberi nama Ketan Hits dan juga menyarankan untuk menambahkan value added agar menarik perhatian konsumen.
“Saya membantu mereka agar tidak menjual ketan dengan rasa yang biasa saja. Perlu adanya inovasi rasa terutama dan juga tampilan yang menarik agar konsumen merasa ingin mencobanya. Di masa pandemi Covid-19 ini, semua dilakukan secara online jadi untuk pengisian noble purposes atau kontribusi kebaikan di balik usaha juga saya bantu,” paparnya.
Selain itu, ia juga membantu memantau penulisan proposal sesuai dengan format KBMI dan juga pembuatan proyeksi dan analisis keuangan usaha.
“Analisis keuangan usaha sangatlah penting untuk mengukur tingkat kesehatan dan keberlangsungan usaha saat ini. Sedangkan, proyeksi keuangan merupakan standard atau target yang akan dicapai ketika mendapat bantuan hibah serta melihat proyeksi pertumbuhan suatu usaha. Jadi, analisa dan proyeksi ini nantinya akan dijadikan oleh pemberi dana atau investor untuk menilai kelayakan usaha tersebut pantas diberikan dana atau tidak,” jelasnya.
Sebagai pembimbing Fariz yang akrab disapa ini berharap usaha tersebut dapat berkembang terutama bisa mengembangkan menjadi franchise dan dapat membuat lapangan kerja yang padat karya. Ia juga menuturkan akan tetap memberikan pendampingan kepada mahasiswa jika mereka merasa kesulitan untuk menjalankan usaha ini.
No related posts.