Unikama – Webinar Nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) Sabtu (29/8) dengan tema “Kolaborasi Pentahelix Untuk Solusi Pembelajaran Yang Terjangkau” menghadirkan beberapa narasumber dari berbagai unsur antara lain Prof. Aris Junaidi dari Kemdikbud, Komisaris Independen PT. Telkom Tbk Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo dan Arif Suditomo, S.H., M.A, selaku Pemimpin Redaksi Metro TV.
Selain Menteri Kominfo dan Ketua LLDikti Wilayah 7 Jatim yang sudah memberikan materi di acara Webinar Nasional ini, salah satu narasumber lain dari Kemdikbud yakni Prof. Aris Junaidi menjelaskan tentang Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) sebagai metode pembelajaran daring pada era new normal. Ia menerangkan bahwa Kemdikbud sudah berupaya membantu khususnya pendidikan tinggi untuk proses pembelajaran daring melalui pemberian paket-paket data gratis kepada mahasiswa dan kedepannya akan diberikan untuk Dosen serentak selama 4 bulan.
Di era new normal ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan berbagai peraturan mengenai ruang lingkup PJJ. Salah satunya yakni perguruan tinggi boleh melaksanakan PJJ di tingkat program studi dan mata kuliah yang semuanya bisa dilakukan secara Daring (Dalam jaringan).
“Dari Dikti sendiri sudah mendukung berjalannya PJJ dengan menyediakan platform seperti SPADA dan kuliah daring. Web kemdikbud.go.id juga bekerjasama dengan google classroom dimana ada 11 prodi yang ditawarkan. Web ini disediakan untuk perguruan tinggi yang memiliki keterbatasan online resources tentang learning management system,” ungkapnya.
Kemdikbud juga sudah berkolaborasi dengan Kominfo dan juga menggandeng berbagai provider untuk memfasilitasi paket internet yang murah untuk mahasiswa dan Dosen.
“Untuk 4 bulan kedepan kita akan memberikan paket pulsa free untuk mahasiswa dan Dosen. Saat ini kita masih melakukan pendataan dosen-dosen yang memerlukan bantuan pulsa untuk diverifikasi nomernya, demikian juga dengan mahasiswa. Ini merupakan upaya dari kami supaya pembelajaran secara Daring bisa berjalan lancar,” tambahnya.
Kedepannya Kemdikbud akan membuat program jangka panjang yaitu membentuk ICE Institute, ini merupakan marketplace online courses. Mahasiswa kedepannya boleh memilih prodi yang diinginkan, ingin sampai di mana apakah sarjana atau diploma. Semuanya ada di ICE Institute yang sedang dikembangkan. Resource e-learning bisa dari mana saja baik Dosen ataupun sumber lainnya. Harapannya, mahasiswa bisa memilih karena di ICE Institute ini ada list of degree, list of courses, kemudian melakukan payment dan langsung bisa mengikuti learning process. Setelah itu mereka akan mendapatkan sertifikat atau ijazah yang mereka ambil. Ini akan memudahkan mahasiswa dan lebih fleksibel di generasi millenial, sehingga mereka bebas untuk belajar kapan saja dan dimana saja dengan cara apapun serta bisa menghemat biaya tentunya.
Senada dengan Prof. Aris Junaidi, Komisaris Independen PT. Telkom Tbk Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo yang juga sebagai narasumber dalam Webinar Nasional ini juga berpendapat mengenai kolaborasi pentahelix untuk solusi pembelajaran masa depan dari segi bisnis. Ia berpendapat bahwa pandemi ini tidak akan pernah berakhir, masyarakatlah akan terbiasa dengan suasana seperti ini dan harus bisa beradaptasi khususnya di bidang pendidikan.
“Sebenarnya belajar itu bisa dimana saja dan kapan saja, tidak harus bertatap muka disekolah. Di luar negeri sudah banyak orangtua yang memilih menyekolahkan anaknya di rumah / home schooling agar dapat memantau perkembangannya. Saat ini sudah banyak platform pendidikan secara online, bahkan kualitasnya juga sangat baik,” terangnya.
Marsudi menambahkan saat ini di PT. Telkom sendiri sudah sekitar 20 persen menerima karyawan tanpa melihat ijazahnya, tetapi melihat sertifikat keterampilan apa yang dimiliki. Maka dari itu, perguruan tinggi harus benar-benar bisa menyediakan kualitas pembelajaran yang baik meskipun hanya dilakukan melalui Daring. Karena seharusnya sekelas mahasiswa sudah bisa belajar dimana saja, kapan saja dan dapat mengembangkan ilmu tersebut.
Narasumber selanjutnya adalah dari unsur media yakni Arif Suditomo, S.H., M.A, selaku Pemimpin Redaksi Metro TV. Dalam Webinar Nasional ini Ia menerangkan bahwasannya pihak Metro TV memang belum pernah menayangkan program belajar mengajar terjadwal. Namun, jika pada akhirnya nanti Metro TV di minta berkontribusi untuk hal tersebut, pihaknya akan langsung mempertimbangkan.
“Peran media khususnya televisi memang sangat besar di Indonesia saat ini. Jika Metro TV diminta oleh Kemdikbud untuk menayangkan proses belajar mengajar lewat layar kami siap. Setelah itu, kami akan membahas salah satu alternatif format belajar yang lain karena yang namanya belajar mengajar itu tidak seperti ruang kelas, tetapi akan ada format lain yang akan menjadikan salah satu opsi untuk belajar itu menjadi menyenangkan,” ujarnya.
Kedepannya, Metro TV juga ingin ikut andil untuk membantu para pelajar dengan menyediakan tayangan proses pembelajaran dari semua jenjang. Hal ini dapat membantu para pelajar untuk meghemat pembelian kuota internet. Televisi merupakan media audio visual yang seluruh masyarakat pasti memilikinya di rumah. Sehingga bisa menjadi alternatif masyarakat untuk belajar dari rumah.
Acara yg dilaksanakan dengan media zoom dan live streaming youtube Universitas Kanjuruhan Malang ini, sukses digelar dengan di ikuti lebih kurang 500 peserta dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, bahkan peserta juga ada yang berasal Timor Leste. Dengan diadakannya Webinar Nasional ini, diharapkan dapat menambah citra positif Unikama ke tingkat Nasional bahkan Internasional kedepannya.
No related posts.