Unikama- Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) melakukan acara pelepasan peserta pertukaran mahasiswa merdeka Tahun 2021 secara daring Selasa, 22/02/2022. Dimana acara pelepasan tersebut bertajuk “Bertukar Sementara Bermakna Selamanya”. Hadir pada acara ini yakni Drs. Choirul Hudha, M.Si., selaku Warek 1 Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Perencanaan, Handik Purwantoro S.E., M.M Wakil Sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Malang, Engelbertus Kukuh Widijatmoko, S.H.,M.Pd selaku Dosen Pengampu Modul Nusantara Universitas PGRI Kanjuruhan Malang, Ayu Liskinasih, S.S.,M.Pd selaku PIC (Person in Charge) Universitas PGRI Kanjuruhan Malang dan Henni Anggraini, M.Psi sebagai moderator pada acara ini.
Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai daerah yaitu Sulawesi, Kalimantan, Papua, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk memperluas wawasan serta mengenai nilai-nilai kebangsaan dimana peserta yang mengikuti kegiatan pada hari ini yaitu mahasiswa dari beberapa Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia yang mengikuti kegiatan pembelajaran di Unikama.
Ayu Liskinasih, S.S.,M.Pd menyampaikan jika ia sangat mengapresiasi mahasiswa yang mengikuti pertukaran, walaupun dari prodi yang berbeda-beda mahasiswa masih tetap mau berusaha untuk memperluas kompetensinya dengan mengikuti perkuliahan di Unikama. ” Saya sangat mengapresiasi teman-teman walaupun prodinya berbeda sudah mau berusaha untuk memperluas kompetensinya dengan mengikuti perkuliahan di Unikama,” jelasnya.
Handik Purwantoro S.E., M.M sebagai Pemateri acara memberikan materi dengan judul “Membangun Ruang Toleransi dalam Bingkai Kemerdekaan bagi Pemuda Indonesia”. Ia menegaskan bahwa toleransi merupakan hal yang sangat penting bagi pemuda Indonesia saat ini, apalagi ditengah teknologi yang semakin maju karena, apabila tidak memiliki toleransi maka akan mudah terbawa arus. “di tengah teknologi ini, jika tidak memiliki kesadaran bertoleransi akan mudah terbawa arus,” ujarnya. Dibutuhkan juga, peran pemuda untuk melawan intoleransi diantaranya pemuda harus memiliki budaya digital yang baik dan etika digital yang bisa memperkuat dan memperkaya wawasan para pemuda untuk memastikan agar mereka tidak menjadi korban manipulasi informasi, hoaks, konten provokatif yang tidak beretika.
Acara ini juga diisi dengan diskusi bersama. Mahasiswa-mahasiswa pertukaran kebanyakan bertanya mengenai bagaimana cara untuk menyikapi berita intoleransi di media sosial. Dosen yang juga mengajar di STIE Kertanegera ini menjelaskan dengan isu atau berita yang ditayangkan di media sosial tersebut harus dicari tahu kebenarannya. “Jangan mudah percaya dengan media sosial. Kalau ada isu intoleransi biasanya ada kepentingan-kepentingan pihak tertentu. Cari tahu kebenarannya dan saring informasinya,” ungkapnya.
Selanjutnya, pada acara ini juga dilakukan launching buku oleh Dosen Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) Engelbertus Kukuh Widijatmoko, S.H.,M.Pd yang berisi rangkuman kegiatan mahasiswa pertukaran. Buku tersebut berjudul “Membumikan Kebinekaan Khas Malangan (Refleksi-Aksi Melalui Modul Nusantara”. Dalam buku ini berisi tentang kegiatan mahasiswa selama melakukan kegiatan pertukaran di Unikama khususnya di Malang pada umumnya. “Buku ini berisi kegiatan yang membumikan kebinekaan khas Malangan,” tutupnya. Diakhir acara diskusi dilakuka foto bersama dan pemberian hadiah bagi mahasiswa yang sudah berpartisipasi aktif dalam acara hari ini.
No related posts.