Unikama – Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) dan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya (UNISPA SBY) kembali menunjukkan komitmen nyata dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya di bidang pengabdian masyarakat. Melalui skema Program Kemitraan Masyarakat (PKM), kedua perguruan tinggi ini menjalin kolaborasi untuk memberdayakan UKM Kerupuk Bawang “Septifani” yang berlokasi di Wagir, Kabupaten Malang, yang dimiliki oleh Septifani Anggia (33). Program yang resmi dimulai pada tanggal 11 Agustus 2025 ini difokuskan untuk mengatasi sejumlah kendala yang dihadapi usaha mikro tersebut.
Kegiatan PKM ini diketuai oleh Wahyudi Harianto, S.Kom., M.Si., dengan anggota Dr. Rosita Dwi Ferdiani, S.T., M.Pd. dan Indra Dwi Febryanto, S.T., M.T. Tim ahli dari kedua universitas ini memfokuskan program pada dua permasalahan utama yang diidentifikasi, yaitu belum tersedianya mesin pengrajang kerupuk otomatis serta keterbatasan sarana dan strategi pemasaran secara daring. Kedua hal ini dinilai menjadi penghambat utama peningkatan skala produksi dan perluasan pasar.
Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi kerupuk melalui penyediaan teknologi produksi modern, mendorong diversifikasi produk, serta merintis pemasaran yang lebih luas melalui platform e-commerce. Menurut Wahyudi Harianto, usaha kecil seperti kerupuk bawang milik Ibu Septifani memiliki potensi perkembangan yang besar, namun masih terbentur efisiensi produksi dan jangkauan pemasaran.
“Melalui program ini, kami ingin meningkatkan efisiensi produksi sekaligus membantu mitra menembus pasar digital,” ujarnya.
Sebagai solusi konkret, tim PKM menghadirkan sebuah mesin pengrajang otomatis berbasis mikrokontroler yang diharapkan mampu meningkatkan volume dan konsistensi produk secara signifikan. Tidak hanya menyediakan alat, tim juga akan melakukan pendampingan intensif selama satu tahun ke depan serta membantu pembuatan platform e-commerce khusus untuk memperluas jangkauan pemasaran hingga ke berbagai kota di luar Malang.
Pemilik UKM, Septifani Anggia, menyambut antusias dukungan dari tim PKM Unikama dan Uniwara. Ia mengakui bahwa selama ini proses produksi masih mengandalkan cara manual dan pemasaran hanya mengandalkan media sosial secara sederhana.
“Dengan adanya bantuan mesin baru dan platform e-commerce, kami sangat optimis usaha ini bisa berkembang lebih pesat lagi dan dikenal oleh lebih banyak konsumen,” ungkapnya penuh harap.
Related posts:
- KKN Unikama 2025: Mencetak Mahasiswa Berdampak, Membangun Desa Berkelanjutan
- Sinergi Unikama dan Pemkab Malang untuk Desa Berkelanjutan Melalui KKN 2025
- Dari Kampus Mengajar ke Sekolah Dasar. Kisah Pengabdian Mahasiswa Unikama di Blitar
- Pesan Dekan Fapet Unikama untuk Wisudawan: Bangun Jejaring dan Jaga Integritas