Unikama – Selama 134 hari mengemban misi Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) di Universitas Negeri Gorontalo mulai 22 Januari hingga 3 Juni 2024, Nadia Setia Nurhadi dari Unikama Malang menemukan makna baru tentang arti kontribusi nyata. Di balik gemuruh program kebhinekaan dan kunjungan ke situs bersejarah, justru momen sederhana di SDN 71 Kota Tengah pada suatu pagi di Mei 2024 yang paling membekas di hatinya – saat ia mengajarkan cara mencuci tangan yang benar kepada puluhan anak dengan mata berbinar.
Program Pengenalan Perilaku Hidup Bersih yang digagas Nadia bersama kelompok Dulohupa ternyata bukan sekadar aktivitas pengabdian masyarakat biasa. Di balik demonstrasi cuci tangan dan pemilahan sampah yang terlihat sederhana, tersimpan upaya transformatif untuk mengubah paradigma kesehatan sejak dini.
“Kami tidak hanya mengajarkan teknik, tapi menanamkan kesadaran bahwa setiap mereka mampu menjadi agen perubahan untuk lingkungan yang lebih sehat,” ungkap Nadia.
Yang menarik, pendekatan interaktif melalui permainan dan lagu yang mereka terapkan justru membuka mata para guru tentang metode pendidikan kesehatan yang efektif. Seorang guru kelas mengaku terkejut melihat murid-muridnya yang biasanya enggan membersihkan diri, kini justru saling mengingatkan tentang pentingnya cuci tangan sebelum makan.
“Perubahan kecil ini menunjukkan bahwa pendekatan yang menyenangkan bisa menembus dinding resistensi anak-anak,” ujar sang guru.
Di tengah hiruk-pikuk program pertukaran mahasiswa yang seringkali terjebak dalam euforia budaya dan pariwisata, pengalaman Nadia di SDN 71 Kota Tengah justru menjadi oase kontemplasi.
“Di sinilah saya menyadari bahwa esensi Modul Nusantara bukan hanya tentang apa yang kita dapat, tapi lebih pada apa yang bisa kita tinggalkan,” katanya, merenungi makna slogan “Bertukar Sementara – Bermakna Selamanya” yang tiba-tiba terasa sangat konkret.
