Unikama – Suasana Aula Sarwakirti Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama), pada Rabu (1/10/2025), diwarnai oleh diskursus akademik yang mendalam. Studium Generale yang digelar secara kolaboratif oleh Fakultas Sains dan Teknologi (FST) serta Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) telah berhasil terlaksana. Acara yang secara khusus diikuti oleh mahasiswa angkatan 2023 dari kedua fakultas ini berhasil membuka cakrawala baru tentang pendekatan riset yang tidak hanya ilmiah, tetapi juga kontekstual dan membumi melalui tema “Research Methodology in an Ethnopedagogical Perspective: A Scientific Foundation for Local Wisdom-Based Educational Research”.
Kedua narasumber kunci memberikan perspektif yang komprehensif dan mendalam. Assoc. Prof. Dr. Hutkemri Zulnaidi, Deputy Dean (Development) University Malaya, membawa perspektif global dengan memaparkan kerangka metodologis etnopedagogi dalam konteks riset internasional. Sementara itu, Dr. Cicilia Ika Rahayu Nita, M.Pd., Dekan FIP Unikama, mengukirkan pemahaman tersebut dalam realitas lokal, dengan memberikan contoh-contoh konkret bagaimana kearifan budaya Malang dan Jawa Timur dapat diangkat menjadi dasar penelitian pendidikan yang autentik. Kolaborasi pemikiran keduanya menciptakan sintesis yang kuat antara teori dan praktik.
Dialektika yang dibangun oleh kedua pakar tersebut semakin mempertegas urgensi pendekatan etnopedagogi. Mereka menyoroti bahwa metodologi ini bukan sekadar alat pengumpul data, melainkan sebuah paradigma yang menempatkan masyarakat dan budayanya sebagai subjek yang setara dalam proses penciptaan ilmu pengetahuan.
“Hal ini menjawab tantangan spesifik di masyarakat dengan solusi yang lahir dari nilai-nilai dan kebijaksanaan setempat, sehingga hasil riset menjadi lebih aplikatif dan bermakna, baik bagi calon guru dari FIP maupun ilmuwan dari FST.” terang Ketua Pelaksana Studium Generale, Dr. Hena Dian Ayu, S.Si., M.Si.,M.Pd.

Keberhasilan acara ini juga mendapat apresiasi tinggi dari pimpinan universitas. Wakil Rektor I Unikama, Dr. Choirul Huda, M.Si., sangat mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan yang strategis ini. Beliau menegaskan bahwa pendekatan etnopedagogi sejalan dengan visi Unikama untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
“Ini adalah best practice yang nyata. Mengintegrasikan kearifan lokal dalam penelitian tidak hanya memperkaya data, tetapi juga memastikan bahwa inovasi yang kita hasilkan relevan dan dapat diterima oleh masyarakat,” ujarnya, menekankan bahwa metode ini merupakan jembatan antara ilmu pengetahuan modern dan kearifan tradisional yang lestari.
Dengan telah ditutupnya Studium Generale ini, tantangan sesungguhnya justru dimulai, khususnya bagi para mahasiswa angkatan 2023 yang hadir. Diharapkan, ke depannya akan bermunculan karya-karya penelitian dari generasi baru ini yang tidak hanya berkontribusi pada khazanah ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi solusi nyata bagi persoalan pendidikan dan sains dengan tetap berpijak pada kearifan Nusantara.
Related posts:
- Unikama Lolos Pendanaan Revitalisasi LPTK 2025, Satu-satunya PGRI yang Berhasil
- Benchmarking Kurikulum PAUD Nasional, Unikama Undang Ketua Asosiasi PG PAUD Indonesia
- Tingkatkan Value Added, Unikama Beri Pelatihan Manajemen IT dan Pemasaran Digital untuk UMKM
- Unikama dan UTHM Malaysia Jalin Kerja Sama Strategis untuk Perkuat Tri Dharma Lintas Negara