UNIKAMA – Program Kampus Mengajar Angkatan 4 di SD Negeri 3 Sukopuro, Malang, telah menciptakan gelombang inspirasi yang mengalir melalui seluruh komunitas sekolah. Selama 5 bulan penugasan intensif, enam mahasiswa dari Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (UNIKAMA), Universitas Negeri Malang (UM), dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) telah menggandeng sekolah ini dalam misi meningkatkan literasi numerasi siswa.
Namun, program ini tak hanya sekadar meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi saja. Program Kampus Mengajar juga membawa semangat berbudaya dengan memperkenalkan tarian kreasi melalui ekstrakurikuler. Dwi Rahma Dani Putri, seorang mahasiswa UNIKAMA yang terlibat, menjelaskan bagaimana mata kuliah seni tari di universitasnya telah memainkan peran penting dalam mewujudkan program ini.
Prestasi luar biasa dicapai saat siswa di SD Negeri 3 Sukopuro berani tampil dalam Lomba Tari se-kecamatan Jabung yang diselenggarakan dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional 2023 (FLS2SN). Meskipun tidak meraih gelar juara, semangat dan tekad siswa untuk terus berkembang dalam dunia tari terus berkobar.
“Namun karena di sekolah ini baru pertama kali ada ekstrakulikuler Tari, kami perlu bersabar dan kreatif dalam mengajarkan tari kepada siswa. Meskipun awalnya siswa merasa malu dan kurang percaya diri, mereka akhirnya berani tampil dalam lomba tari Se-kecamatan Jabung dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional 2023 (FLS2SN). Prestasi ini merupakan yang pertama bagi SD Negeri 3 Sukopuro dalam bidang seni tari.” terang Dwi Rahma.
Meskipun sekolah tidak mencapai posisi juara dalam FLS2SN, upaya keras mahasiswa Kampus Mengajar patut diapresiasi. Ekstrakurikuler tari yang mereka bimbing telah memicu semangat dan antusiasme peserta didik untuk terus berkarya, terutama dalam seni tari.
Kepala Sekolah, Ibu Nurkayani S.Pd, merasa bangga dan berterima kasih kepada mahasiswa Kampus Mengajar atas kontribusi positif mereka. Ekstrakurikuler tari ini memberikan siswa kesempatan untuk mengekspresikan diri dan meningkatkan kualitas belajar mereka dalam berbagai aspek seperti literasi, numerasi, dan adaptasi teknologi. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa yang dengan penuh kesabaran membimbing siswa dalam belajar tari, meskipun tidak meraih juara dalam lomba.
“Menurut saya Program Kampus Mengajar Angkatan 4 di SDN 3 Sukopuro bukan hanya mengubah siswa secara akademis, tetapi juga memberikan mereka peluang untuk merayakan keanekaragaman budaya melalui seni tari. Dalam perjalanan ini, semangat berbudaya telah menginspirasi semua pihak yang terlibat, menciptakan kenangan berharga dan pertumbuhan positif dalam pendidikan di sekolah ini.” ujar beliau.
No related posts.