UNIKAMA– Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Dirjen PKH Kementan), I Ketut Diarmita, mengungkapkan saat ini sarjana peternakan harus bangga dengan kuliahnya.
Menurutnya, peternak kedepannya akan menjadi bagian penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Ia memprediksi pada tahun 2045, Indonesia akan menjadi lumbung pangan global.
Sebab, letak geografis yang berada di ekuator, membuat Indonesia kaya akan kekayaan alam. Indonesia juga dinilai akan menjadi negara pertanian, yang nantinya akan menopang kebutuhan pangan dunia.
“Mahasiswa pertenakan Indonesia harus bangga dengan kuliahnya, sebab kedepan sarjana peternakan akan garis depan dalam mengolah lumbung pangan nasional,” katanya, dalam Rapat Terbuka Senat Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama), kemarin.
Selain itu, Ketut mengatakan saat ini, produksi ayam ras nasional di Indonesia sekarang masih mengalami surplus. Hal ini dikarenakan karena konsumsi masyarakat terhadap daging ayam masih sekitar 10 kilogram/kapita/tahun.
Daging ayam ini masih menjadi bahan pangan yang sangat diminati oleh masyarakat luas bukan hanya di Indonesia, tetapi juga hampir di semua negara di dunia.
“Ini membuktikan ada pergeseran minat konsumsi pada daging merah (sapi) ke daging putih (ayam),” tambahnya.
Ia menyebutkan produk unggas ini memiliki kandungan gizi yang baik, rasa yang lezat, harga relatif terjangkau, mudah didapat dan diterima oleh semua lapisan masyarakat dengan latar belakang beragam.
Data statistik peternakan 2016 lalu, menyebutkan populasi ayam ras pedaging mencapai 1,59 juta ekor, ayam ras petelur mencapai 162 ribu ekor, dan ayam bukan ras (buras) mencapai 299 ribu ekor atau mengalami peningkatan sekitar 4,2 persen dari populasi tahun sebelumnya.
“Produksi daging unggas ini, telah menyumbang sekitar 83 persen dari penyediaan daging nasional, sedangkan produksi daging ayam ras menyumbang 66 persen dari penyediaan daging nasional,” terangnya.
Usai memberikan orasi ilmiahnya, Ketut juga menandatangi dan meresmikan Laboratorium Peternakan Unikama secara simbolis. Ia juga berharap dengan adanya laboratorium ini, mahasiswa dapat mengembangkan keilmuan dan bermanfaat bagi masyarakat nantinya. (TI)
No related posts.