Suara Demokrasi di Sekolah, Mahasiswa Unikama Soroti Pentingnya Pendidikan Karakter Sejak Dini

Unikama – Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema “Suara Demokrasi” yang digelar SMP Al Falah Gondanglegi pada Senin, 23 September 2024 berhasil menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama). Kegiatan ini dinilai sebagai langkah positif dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi, gotong royong, dan berpikir kritis sejak dini. Salah satu mahasiswa Unikama, Oktavia Ratnasari, menyatakan bahwa ini adalah contoh nyata bagaimana pendidikan karakter bisa diaplikasikan secara kreatif di sekolah.

Rangkaian acara yang meliputi penyampaian visi-misi, debat calon OSIS, hingga pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS berlangsung dinamis dan penuh antusiasme. Para siswa terlihat aktif berargumen, bertanya, dan menyampaikan pendapat dengan penuh sportivitas. Menurut Oktavia, hal ini sejalan dengan semangat kampus Unikama yang mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis dan berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi.

“Saya kagum melihat siswa SMP sudah diajarkan untuk berani berpendapat dan menghargai perbedaan. Ini modal penting bagi masa depan bangsa. Siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung mempraktikkan nilai-nilai demokrasi.” tambahnya.

Koordinator P5 SMP Al Falah Gondanglegi, Ibu Kurrotul Aini, S. Pd., menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar simulasi pemilu, tetapi juga sarana melatih siswa dalam bermusyawarah dan mengambil keputusan bersama. Kegiatan ini juga memperlihatkan peran guru dan pihak sekolah dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kebebasan berekspresi namun tetap tertib.

Kepala Sekolah SMP Al Falah Gondanglegi, Ibu Diah Puspita Sari, S. Pd., menyatakan bahwa proyek ini sejalan dengan Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran kontekstual. Dari sudut pandang Oktavia , kolaborasi antara siswa, guru, dan sekolah dalam acara semacam ini patut dijadikan contoh bagi institusi pendidikan lain.

Diharapkan, pengalaman berharga ini dapat menjadi fondasi bagi para siswa untuk tumbuh sebagai generasi yang partisipatif, bijak, dan mencintai tanah air. Sementara itu, Oktavia berharap agar praktik baik semacam ini terus dikembangkan tidak hanya di tingkat SMP, tetapi juga di jenjang pendidikan lainnya.

“Semoga momen seperti ini bisa menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk menciptakan ruang demokrasi yang sehat sejak dini,” pungkasnya.