Unikama – Pada pagi itu, Senin 11 November 2024, suasana kelas 4 SDN 2 Jenggolo terlihat berbeda. Sebanyak 28 siswa duduk antusias menyambut kegiatan “Teka-Teki Silang Numerasi” yang digelar oleh Cintya Rona Yanuartika, mahasiswa PGSD Universitas PGRI Kanjuruhan Malang. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Kampus Mengajar Angkatan 8 tahun 2024, yang dirancang untuk meningkatkan literasi numerasi sekaligus mempersiapkan siswa menghadapi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di kelas 5. Tanpa kehadiran guru kelas, Cintya memimpin sendiri sesi pembelajaran itu, membuktikan bahwa inovasi pendidikan bisa dimulai dari kolaborasi antara mahasiswa dan siswa.
Numerasi, yang memadukan keterampilan berhitung dan penalaran logis, seringkali menjadi momok bagi siswa. Namun, melalui teka-teki silang numerasi, konsep tersebut dikemas secara interaktif dalam tiga tahap: pemberian instruksi, pengerjaan soal mandiri dengan pendampingan, serta pembahasan mendalam langkah demi langkah. Respon siswa pun beragam—ada yang cepat menyesaikan soal, sementara lainnya aktif bertanya.
“Awalnya sulit dan nggak paham, terus habis pembahasan ternyata gampang,” ujar salah satu peserta. Yang mengejutkan, meski ini pertemuan pertama, banyak siswa berhasil meraih skor tinggi, menunjukkan potensi besar dalam adaptasi mereka terhadap metode baru.
Keberhasilan kegiatan ini tidak lepas dari desain pembelajaran yang menyenangkan sekaligus menantang. Cintya, penanggung jawab program, menjelaskan bahwa teka-teki silang dipilih sebagai media untuk memicu ketertarikan siswa terhadap numerasi.
“Ini adalah variasi pembelajaran yang berbeda dari metode konvensional, sehingga siswa tidak merasa terbebani,” ujarnya. Pendekatan ini juga membuktikan bahwa matematika tidak harus selalu diajarkan dengan cara kaku, melainkan bisa dikreasikan agar lebih dekat dengan dunia anak.
Dampak jangka panjang dari kegiatan ini diharapkan tidak hanya terlihat pada peningkatan nilai, tetapi juga pada pembiasaan siswa menghadapi soal-soal bernalar. Dalam persiapan menuju ANBK, kemampuan berpikir logis dan sistematis menjadi kunci utama. Melalui teka-teki silang numerasi, siswa tidak sekadar berlatih menghitung, tetapi juga mengasah kemampuan analisis dan problem-solving. Pengalaman belajar yang menyenangkan ini diharapkan dapat memicu minat mereka terhadap matematika, yang kerap dianggap sebagai mata pelajaran menakutkan.
Ke depan, metode serupa perlu terus dikembangkan dan diadaptasi sesuai kebutuhan siswa. Inovasi seperti teka-teki silang numerasi membuka pintu bagi terciptanya ragam pendekatan kreatif lainnya dalam pembelajaran matematika. Jika diimplementasikan secara konsisten, bukan tidak mungkin literasi numerasi siswa Indonesia akan mengalami peningkatan signifikan. Langkah kecil seperti ini, meski terlihat sederhana, bisa menjadi batu loncatan menuju transformasi pendidikan yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi generasi mendatang.
Related posts:
- PG PAUD Universitas PGRI Kanjuruhan Malang Dukung Lomba Hari Anak Nasional 2025 di Klojen
- Fakultas Bahasa Unikama Gelar Peninjauan Kurikulum OBE, Libatkan Pakar Pendidikan
- Wadhwani Foundation Bawa Program Kewirausahaan Berbasis AI ke Kampus UNIKAMA
- UNIKAMA Dipercaya Ditjen GTK Siapkan Program Pemenuhan Kualifikasi Guru S1/D4