Jadikan Malang Inkubator Start-up Gamers

UNIKAMA – Para gamers terlihat antusias meramaikan gelaran Malang Esport Summit 2019 di hall utama Malang City Point, kemarin. Mereka saling berebut menjadi yang terbaik di dua game besar Player Unknown Battleground (PUBG) dan Mobile Legend: Bang Bang (MLBB).

Banyaknya peserta yang ikut ambil bagian dalam event tersebut ikut menarik minat anggota Komisi XI DPR RI Andreas Eddy Susetyo yang datang di ajang itu. Melihat antusias peserta, Andreas yakin Malang bisa menjadi pionir hadirnya start-up gamers dan animasi. ”Ini wow. Malang bisa jadi ikon untuk creative city. Antusiasme para gamer ini tentu bisa jadi faktor untuk mengembangkannya di Malang,” ungkap Andreas.

Dia berharap, gamers tidak hanya jadi konsumen, tapi juga mampu berkreasi dan berinovasi membuat aplikasi game. Pemerintah, menurut dia, siap menampung hasil kreativitas para milenial tersebut.

Tentu karena hobi game itu dapat ditingkatkan agar gamers juga menjadi pelaku-pelaku start-up. Jadi, muncul dan meningkat industri-industri kreatif dari para generasi milenial. ”Kami akan dorong mereka jadi pelaku start-up games, animasi, bimtek, e-commers, dan lain-lainnya,” kata politikus PDIP itu.

Andreas menyebut, ekonomi nasional ke depan bergantung pada kreativitas yang dimiliki generasi milenial di era revolusi 4.0 ini. Malang yang merupakan Kota Pendidikan, dia menyatakan, sangat potensial untuk mengembangkan kewirausahaan bidang digital teknologi dan digital ekonomi. ”Dengan RUU Kewirausahaan (sedang digodok), pemerintah hadir memberikan fasilitas menjadi regulator juga katalisator berkembangnya industri kreatif, seperti working space,” ujar wakil rakyat dari Dapil Jawa Timur V itu.

Dengan gelaran perdana Malang Esport Summit 2019 ini, Andreas berharap bisa mendorong inkubator start-up berkembang di Malang. Dari data Indonesia Digital Start-up Founder (IDFS), diketahui sudah ada sekitar 300 komunitas start-up yang terus berkembang. ”Bicara start-up kan bidangnya macam-macam.

“Lewat inkubator bisnis nanti kami akan bantu mulai pemasaran produk, mencarikan investor, dan lain-lainnya. Inkubator ini nantinya akan terus melahirkan start-up lainnya dari Malang,” kata Ketua Pansus RUU tentang Kewirausahaan itu.

Selama ini, belum ada inkubator di kota-kota bisnis yang berkembang. Malang yang menurutnya memenuhi kualifikasi dan memiliki kriteria, akan dijadikan pionir untuk creative city di Indonesia. Saat ini, Andreas masih melakukan kajian dengan pihak terkait untuk memulai adanya inkubator bisnis dari Malang.

”Kalau lihat event ini, para gamer sangat antusias. Event selanjutnya di bulan Maret pasti lebih semarak. Untuk inkubator bisnis ini, Malang bisa jadi pionir,” tandasnya.

Hal senada disampaikan Wakil Rektor IV Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) Umiati Jawas, P.hd. Dia menyatakan, kampus tidak mau ketinggalan mendukung para gamer berkembang di bidang IT dan digital. Apalagi memang menurut dia, saat ini sudah masuk pada era revolusi 4.0 atau tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi. ”Kampus sangat mendukung gamers untuk berkembang di dunia IT dan digital,” ucapnya.

Umi menyayangkan jika gamers hanya sekadar bermain game. Menurut dia, mereka harus diarahkan untuk lebih berkompeten di bidang tersebut serta mampu membuat aplikasi dan inovasi games. Seperti Unikama, kata dia, yang bisa menjadi salah satu pilihan mengembangkan diri di bidang IT dan digital. ”Karena sayang kalau hanya bisa main saja, gamers juga harus kompeten,” pungkasnya. (Erma)