BEM Unikama Urai Kebaya Kusut Perempuan

UNIKAMA – Meski Hari Kartini sudah lewat, namun semangat feminisme khas Indonesia masih terasa. Salah satunya ditampilkan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) melalui Forum Srikandi.

Nia, koordinator forum ini menyampaikan bahwa menggelar dialog interaktif itu untuk memeringati Hari Kartini, dengan tema “Menentang Sejuta Cerita di Balik Kusutnya Kebaya Perempuan,” kemarin.

Pemateri yang dihadirkan dalam dialog yang digelar di Auditorium Multikultural Unikama itu juga moncer. Mereka adalah tokoh perempuan Ya’qud Ananda Gudban yang juga anggota DPRD Kota Malang dan Staf Khusus Menteri, Prof. Dr. M. Mas’ud Said.

Menurut Rektor Unikama, Dr. Pieter Sahertian, M.Si., digelarnya diskusi ilmiah ini menunjukkan atmosfer akademik sudah mulai tumbuh di kalangan mahasiswa.

“Mahasiswa bukan hanya mengikuti perkuliahan, mengerjakan tugas, ke perpustakaan, namun juga mengikuti kegiatan ilmiah,” kata dia.

Pieter menjelaskan, dia berharap para mahasiwa tidak hanya mengundang tokoh publik, melainkan juga menjadi pembicara.

“Harapannya nanti mahasiwa bisa menjadi pembicara publik,” harap dia.

Menurutnya, tema yang diangkat cukup menarik, dan sesuai dengan realita masa kini. Pasalnya, berdasarkan beberapa hasil kajian, jumlah perempuan dan laki-laki lebih banyak.

“Maka dari itu, banyak partai politik yang memberikan porsi cukup banyak untuk perempuan,” ungkapnya.

Bahkan, kepemimpinan Presiden Joko Widodo saat ini, porsi perempuan yang duduk di pemerintahan juga banyak. Mereka semua memiliki peran penting dan prestasi yang membanggakan.

“Jokowi tempatkan perempuan-perempuan hebat. Ini artinya ada kesetaraan antara perempuan dan laki-laki,” bebernya.

Pieter juga menilai, peringatan Hari Kartini yang diungkapkan melalui berkebaya adalah bentuk ucapan terimakasih perempuan masa kini kepada Kartini.

Sementara itu, Mas’ud menjelaskan, pemerintahan Jokowi saat ini menempatkan delapan perempuan sebagai menteri. Sebut saja beberapa diantaranya, Puan Maharani, Susi Pudjiastuti, Khofifah Indar Parawansa, Retno Marsudi dan Siti Nurbaya.

“Prestasi mereka semua luar biasa. Ini menunjukkan bahwa perempuan juga mampu berkecimpung di pemerintahan,” tegas dia. (TI)