Ubah Nasib Melalui Pendidikan

 

UNIKAMA – Prestasi Dheny Dwi Purwanto bisa menjadi cambuk bagi mahasiswa yang menunda-nunda kelulusannya. Betapa tidak, lulusan Fakultas Hukum Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) yang Sabtu lalu diwisuda mampu tampil sebagai lulusan terbaik. Dheny meraih IPK 3,88 masa studi 3 tahun 8 bulan meskipun jalan terjal menghadangnya.

Sejak semester 1 dia membiayai kuliahnya hingga lulus dengan cara bekerja. Sesekali mendapat bantuan dari orang tuanya yang bekerja sebagai buruh tani.

”Bisa dibayangkan berapa gajinya buruh tani Mas. Kalau panen banyak bisa dapat untung besar, kalau gagal panen ya tekor,” kata Dheny kepada media online berjejaring terbesar di Indonesia ini.

Setelah lulus dari SMKN 1 Blitar pada 2008 silam, pria kelahiran Blitar 28 Juli 1990 lalu itu menjadi buruh di sebuah mebel di Blitar.

Dia bekerja selama hampir lima tahun untuk mengumpulkan modal kuliah. Setelah dirasa cukup, kemudian putra kedua dari tiga bersaudara ini memberanikan diri mendaftar di Unikama.

”Alhamdulillah waktu itu tanpa meminta tambahan orang tua uang saya cukup untuk biaya awal pendaftaran,” tambah Dheny.

Masalah tidak berhenti di situ. Ketika sudah aktif kuliah, pria yang tinggal di Desa Ngadri, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar ini harus pandai membagi waktu. Karena tidak mungkin dia hanya menjalani hari-harinya dengan berkuliah saja.

Ada uang semester yang harus ditanggungnya karena tidak bisa meminta lebih kepada orang tuanya.

”Jadi saya pamitan ke juragan mebel kalau kadang kuliah. Jika tidak sedang kuliah saya bekerja bisa sampai lembur larut malam untuk mengganti waktu yang saya gunakan kuliah di Malang,” jelasnya.

Biasanya dalam seminggu 3 atau 4 hari dimanfaatkan Dheny untuk kuliah sekaligus mengerjakan tugas selama di Malang. Kemudian sisanya ia pulang ke Blitar untuk bekerja di mebel yang sudah ia masuki sejak 2008 tersebut.

Setelah tanggung jawabnya dalam pekerjaan selesai dia kemudian kembali ke Malang untuk memenuhi tanggungjawabnya sebagai mahasiswa di Unikama.

”Kadang ya terasa capek. Tapi saya bersyukur meskipun kerepotan tapi masih diberi kesempatan untuk kuliah, padahal di luar sana banyak teman-teman saya yang sudah santai dan memiliki uang banyak tapi tidak mau melanjutkan kuliah,” beber pria yang juga aktif di organisasi intra kampus ini.

Kenapa Dheny begitu semangat melanjutkan kuliah, padahal pendanaan dari orangtuanya juga minim. Ternyata pria yang pernah menjabat sebagai ketua senat mahasiswa Fakultas Hukum Unikama ini berkeyakinan jika melalui pendidikan, seseorang bisa mengubah nasibnya.

Tentu dia tidak ingin selamanya hidup dalam kekurangan.

”Saya ingin membahagiakan kedua orang tua. Kalau bisa segera memberangkatkan haji,” tuturnya.

Makanya tak heran jika Dheny begitu bersemangat melewati tantangan demi tantangan dalam mencapai kesuksesan. Kini dia juga berkeinginan melanjutkan studi magister.

”Tapi pelan-pelan lagi Mas. Kalau tidak mendapat beasiswa ya kumpulin modal dulu kayak S1 dulu,” tutup dia. (mt)