Usung Hybrid Project Based Learning, Mahasiswa Unikama Lolos Hibah PKM-P

Unikama– Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) kembali ukir prestasi dengan lolos dalam seleksi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2020. Program yang diadakan oleh Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dirjen Belmawa) ini menyaring mahasiswa kreatif melalui penelitian di berbagai bidang. Hampir setiap tahun Unikama mengajukan proposal PKM dan tahun ini sebanyak tiga proposal berhasil lolos pendanaan.

Salah satu kelompok yang lolos sampai tahap pendanaan adalah kelompok yang beranggotakan Ahmad Muttaqin, Jimi Anggela, Iza Nuril Ilma, dan Risa Dwi Monica yang berasal dari Program Studi Pendidikan Fisika dan Program Studi Matematika. Keempat mahasiswa tersebut melakukan PKM di bidang Penelitian (PKM-P). Mereka melakukan analisis tentang pengaruh model pembelajaran hybrid project based learning terhadap keterampilan berfikir kritis dan kemampuan Information Comunication of Technology (ICT) peserta didik. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 11 Malang.

Hena Dian Ayu S.Si., M.Pd., M.Si dosen Program Studi Pendidikan Fisika sekaligus pembimbing PKM-P menyatakan bahwa pembelajaran perlu mengikuti perkembangan jaman dimana sekarang adalah era industri 4.0, hal inilah yang melatarbelakangi dilakukan penelitian ini. “Pendidik harus mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi dan mampu mempersiapkan peserta didiknya untuk mampu beradaptasi di era Megatrend dunia 2045” ujarnya. Sejalan dengan pendapat tersebut maka tim PKM melakukan penelitian tentang model pembelajaran hybrid project based learning.

Model hybrid project based learning ini mengabungkan antara pembelajaran tatap muka (luring) dan pembelajaran online (daring) dengan menggunakan LMS (Learning Management System) Schoology. Penggunaan LMS pada model ini tentu secara langsung berdampak pada kemampuan ICT peserta didik. Salah satu variable terikat yang dipilih pada penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis. Hal ini karena keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan 4 C (Critical thinking, creativity, communication, dan collaboration) yang dibutuhkan untuk dapat bersaing di abad 21 serta megatrend 2045 nanti.

Jimi Anggela, mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika sekaligus ketua tim menyatakan bahwa model pembelajaran hybrid project based learning membantu dalam memotivasi peserta didik untuk terus berfikir kritis, serta berpartisipasi dalam pembelajaran. ”Kami berharap model pembelajaran ini kedepannya dapat diterapkan di berbagai sekolah sehingga peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajaran” ucapnya

Secara umum hasil PKM menunjukkan bahwa pembelajaran hybrid project based learning memiliki dampak positif terhadap peningkatan keterampilan berfikir kritis dan kemampuan Information Comunication Of Technology (ICT) peserta didik. Harapan kedepannya ialah mahasiswa sebagai calon guru harus berani mengkombinasikan beberapa model pembelajaran baru berbasis teknologi dan berfokus pada peningkatan karakter dan keterampilan abad 21. Tim PKM juga berharap agar penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti dan para guru untuk berani menerapkan model pembelajaran baru yang sejalan dengan perkembangan teknologi.