Mahasiswa Pendidikan Geografi Unikama Belajar Kewirausahaan di UMKM Tirtha Shanum

UNIKAMA – Pada Minggu (21/1/2024), mahasiswa program studi Pendidikan Geografi Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) Angkatan 2022 mengeksplorasi dunia kewirausahaan berbasis geografis melalui kunjungan lapangan ke UMKM Tirtha Shanum. UMKM ini terkenal sebagai produsen minuman tradisional seperti kunyit asam dan jamu.

Kegiatan ini menjadi bagian dari mata kuliah Geografi Entrepreneur yang diampu oleh Dr. Roni Alim Ba’diyah Kusufa, M.Pd, seorang dosen prodi Pendidikan Geografi Unikama. Fokus dari kegiatan ini adalah memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa dalam menerapkan konsep-konsep geografi dan kewirausahaan dalam situasi nyata di lapangan.

Mahasiswa Pendidikan Geografi sedang mempraktekan pembuatan jamu

“Mata kuliah Geografi Entrepreneur memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah geografis dengan pendekatan kewirausahaan.” jelas beliau.

Mahasiswa tidak hanya mendengarkan teori, tetapi juga berinteraksi langsung dengan pemilik UMKM Tirtha Shanum. Mereka mendapatkan wawasan mendalam mengenai tantangan, peluang, dan strategi bisnis yang bijak. Selain itu, mahasiswa turut terlibat dalam seluruh proses produksi, mulai dari pemilihan bahan baku, proses pencampuran, perebusan, hingga proses pengemasan.

Kunyit dengan campuran Asem siap diolah menjadi jamu

Pemilik UMKM Tirtha Shanum memberikan tanggapan positif terhadap kegiatan ini. Mereka menyatakan kesiapan untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa, khususnya dalam membangun Bisnis Model Canvas (BMC). Ini menjadi peluang bagi mahasiswa untuk memahami lebih dalam aspek bisnis dan model pemasaran dalam kewirausahaan geografis.

Ketika ditanya mengenai prospek dan peluang kewirausahaan berbasis geografis di Indonesia, Dr. Roni menjelaskan bahwa mahasiswa Unikama berasal dari berbagai daerah, seperti Madura, Jawa, Papua, dan sebagainya. Oleh karena itu, kegiatan ini juga mengajak mahasiswa untuk melihat peluang bisnis di daerah asal mereka sesuai dengan potensi wilayahnya masing-masing.

“Dari kegiatan ini juga mahasiswa dituntut untuk memiliki kepekaan geografis sesuai dengan potensi wilayahnya, sehingga mereka dapat mengidentifikasi peluang bisnis yang sesuai dengan karakteristik geografis dan budaya setempat,” tambah Dr. Roni.

Dengan demikian, kegiatan lapangan ini bukan hanya memberikan manfaat langsung pada mahasiswa, tetapi juga memperkuat hubungan antara perguruan tinggi dan pelaku usaha lokal, menciptakan sinergi yang saling menguntungkan.