Unikama – Dr. Siti Mafulah, M.Pd., Ketua Program Studi S2 Pendidikan Bahasa Inggris Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama), berhasil meraih penghargaan “The Best Author” dalam ajang International Conference on English Language Teaching (ICON-ELT) ke-5 yang diadakan di Universitas Islam Malang pada 9-10 Oktober 2024. Penghargaan ini merupakan pencapaian luar biasa, menegaskan kontribusi beliau dalam bidang pengajaran bahasa Inggris, khususnya terkait kompetensi pedagogik guru-guru prajabatan dalam kelas mikro.
Konferensi ICON-ELT yang pertama kali diadakan pada tahun 2020 oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unisma, bertujuan untuk menjadi wadah pertukaran gagasan antara para ahli dalam pengajaran bahasa Inggris. Tema yang diusung pada acara perdana adalah “ELT in the Post-Pandemic Era: From Policies to Practices,” di mana peserta dari berbagai negara membahas dampak kebijakan pemerintah terhadap model pembelajaran selama dan setelah pandemi. Ajang ini semakin berkembang dari tahun ke tahun, menarik perhatian peneliti dan praktisi dari berbagai belahan dunia.
Karya ilmiah Siti Mafulah berjudul EFL Pre-Service Teacher’s Pedagogical Competence in Micro-Teaching Class: Expectation and Challenges, menyoroti tantangan yang dihadapi oleh guru prajabatan dalam mengembangkan kompetensi pedagogik mereka. Beliau mengutip bahwa salah satu faktor kunci dalam keberhasilan pendidikan bahasa Inggris adalah adanya guru profesional yang mampu menguasai keterampilan pedagogik secara menyeluruh. Penelitian ini menganalisis ekspektasi dan tantangan yang dihadapi oleh calon guru dalam kelas mikro, serta pentingnya kompetensi pedagogik sebagai dasar utama dalam pengajaran.
“Di era digital ini, penggunaan teknologi menjadi salah satu aspek penting dalam pengajaran yang efektif. Oleh karena itu, calon guru diharapkan tidak hanya menguasai materi ajar, tetapi juga memiliki keterampilan dalam menggunakan berbagai perangkat teknologi yang mendukung proses pembelajaran.” terangnya.
Dalam penelitiannya, Beliau menemukan bahwa meskipun calon guru prajabatan tampak percaya diri dan mampu mengendalikan kelas, mereka masih mengalami keterbatasan dalam beberapa aspek penting, seperti metode pengajaran, teknik, dan materi ajar. Penelitian ini juga mengungkap bahwa meskipun sudah ada kemajuan, studi lebih lanjut diperlukan untuk memahami kompetensi pedagogik guru prajabatan dalam konteks yang lebih luas.
“Studi lebih lanjut sangat diperlukan untuk mengkaji kompetensi pedagogik dalam konteks yang lebih luas. Ini termasuk memahami bagaimana faktor budaya, sosial, dan teknologi mempengaruhi proses pembelajaran dan bagaimana calon guru dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut.” imbuhnya.