Unikama – Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) melalui Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) sukses mengadakan Pelatihan Analisis dan Penanganan Siswa Inklusi di Sekolah. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Sabtu (1/02/2025) hingga Minggu (2/02/2025), dan bekerja sama dengan SLB IDAYU 2 Malang. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi calon guru dalam menangani siswa berkebutuhan khusus di lingkungan sekolah inklusi.
Selama pelatihan, peserta mendapatkan berbagai materi yang mencakup identifikasi kebutuhan siswa inklusi, strategi pembelajaran yang ramah inklusi, hingga teknik intervensi yang tepat. Pemateri dari SLB IDAYU 2 Malang memberikan wawasan berbasis praktik mengenai pendekatan pembelajaran yang efektif, serta studi kasus nyata dari pengalaman mereka dalam mendampingi siswa dengan kebutuhan khusus. Kegiatan ini tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga melibatkan sesi diskusi dan praktik langsung untuk memperdalam pemahaman peserta.
Koordinator PPG Unikama, Dr. Nurul Ain, M.Si., menyampaikan bahwa pelatihan ini menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kesiapan mahasiswa PPG sebelum terjun ke dunia pendidikan. Menurut beliau sebagai calon guru profesional, mahasiswa PPG harus memiliki pemahaman mendalam tentang pendidikan inklusif agar dapat menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan mendukung bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Sementara itu, Ketua Yayasan SLB IDAYU 2 Malang, Dr. Alam Aji Putera, M.Pd., turut hadir dan mendampingi para pemateri dalam memberikan pelatihan ini. Ia menekankan pentingnya sinergi antara dunia akademik dan praktisi pendidikan inklusi.
“Dengan adanya kerja sama ini, kami berharap semakin banyak tenaga pendidik yang siap dan terampil dalam menangani siswa berkebutuhan khusus di sekolah umum,” tuturnya.
Melalui pelatihan ini, diharapkan mahasiswa PPG Unikama dapat mengimplementasikan ilmu yang telah mereka peroleh saat mulai mengajar di sekolah-sekolah. Pendidikan inklusif bukan hanya tentang memberikan akses bagi siswa berkebutuhan khusus, tetapi juga menciptakan sistem pembelajaran yang mampu merangkul seluruh peserta didik tanpa terkecuali.
