Dekan Fapet Unikama Jadi Keynote Speaker ICAFT 2021

UNIKAMA – Dosen sekaligus Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) Dr. Ir. Enike Dwi Kusumawati, S.Pt., MP., IPM diberikan kepercayaan untuk menjadi salah satu Keynote Speaker pada Seminar Internasional ICAFT 2021 (International Conference on Agriculture, Animal Sciences and Food Technology) yang diselenggarakan oleh Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA) Terengganu, Malaysia.

Seminar Internasional tersebut diadakan pada tanggal 2-3 Maret 2021 secara virtual via WEBEX Event dengan tema “Agricultural Innovation for Prosperity & Food Security”. Kegiatan ini diikuti oleh 141 peserta dari berbagai Negara antara lain Pakistan, Thailand, Mexico, India, Malaysia, Indonesia serta negara lainnya.

Pada kegiatan ini Dekan Fapet Unikama membahas tentang Efektivitas teknologi pemisahan spermatozoa X dan Y menggunakan sumber daya lokal dalam mendukung ketahanan pangan.

“Perkembangan bioteknologi di bidang reproduksi ternak kini telah mengalami berbagai peningkatan diantaranya adalah teknologi pemisahan spermatozoa pembawa kromosom X dan Y. Teknologi ini bertujuan untuk memperkirakan jenis kelamin anak yang dilahirkan sehingga dapat disesuaikan dengan permintaan pasar,” tuturnya.

Peternak kini bisa menentukan jenis kelamin pedet sebelum pedet tersebut lahir menggunakan teknologi inseminasi buatan dengan semen sexing. Inseminasi buatan dengan semen sexing adalah penerapan inseminasi buatan dengan menggunakan spermatozoa yang sudah dipisahkan kromosomnya (kromosom X dan kromosom Y) sehingga jenis kelamin ternak yang akan dilahirkan bisa ditentukan sejak awal.

“Ada juga metode lain yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan kolum albumen. Penggantian bahan ini dapat lebih ekonomis jika dibandingkan dengan metode pemisahan lain. Metode ini lebih murah, valid, lebih mudah dihasilkan dan diaplikasikan. Cara ini mudah diterapkan, mudah didapat dan terjangkau,” paparnya.

Pemisahan spermatozoa dengan metode sedimentasi putih telur didasarkan pada perbedaan motilitas spermatozoa X dan Y. Metode ini didasarkan atas perbedaan motilitas sperma X dan Y sebagai implikasi dari perbedaan massa dan ukuran.

 

“Spermatozoa sapi hasil seleksi dengan kolom albumin telah berhasil dibekukan dan dapat dilakukan secara komersial. Keberhasilan inseminasi buatan dengan sexing semen menunjukkan hasil yang menggembirakan bahwa jenis kelamin ternak yang dihasilkan sesuai dengan harapan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemisahan spermatozoa X dan Y menggunakan sumber daya lokal dapat efektif dalam mendukung ketahanan pangan,” tambahnya.

Banyak sekali yang mempertanyakan seberapa besar hasil dari inseminasi dengan sumber daya lokal ini.

“Jadi ada beberapa pertanyaan tentang tingkat keberhasilan aplikasi spermatozoa sexing di Indonesia menggunakan sedimentasi putih telur. Sebenarnya, hasil sexing spermatozoa menggunakan sedimentasi putih telur telah diaplikasikan di lapangan dan keberhasilannya sangat bagus dan dapat diterima oleh industri,” paparnya.

Dekan Fapet ini juga menerangkan bahwa berbagai penelitian terkait teknologi pemisahan spermatozoa X dan Y telah saya lakukan sejak tahun 2006 sampai saat ini yang bekerja sama dengan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari Malang, Lokal Penelitian Sapi Potong Grati Pasuruan, dan PT Widodo Makmur Perkasa.

Lebih lanjut, dalam jangka Panjang Fapet Unikama juga mengagendakan kolaborasi riset Bersama dengan berbagai pihak demikian pula dengan Faculty of Bioresources & Food Industry, UniSZA Terengganu, Malaysia.

“Saat ini Fapet Unikama terus memacu dosen dan mahasiswanya untuk terus berkarya serta terus berinovasi dalam Pendidikan dan penelitian serta mengaplikasikan hasil-hasil penelitiannya di masyarakat maupun industri,” tutupnya.